Pemerintah Perlu Susun Peta Jalan Baru Transisi Energi

INDOPOSCO.ID – Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) mengusulkan agar pemerintah menyusun peta jalan baru transisi energi agar tidak menimbulkan disrupsi ekonomi.
Ketua IMEF Singgih Widagdo menjelaskan Kebijakan Energi Nasional (KEN) serta Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang berlaku saat ini masih berorientasi terhadap pemanfaatan energi fosil.
“KEN serta RUEN yang seharusnya jadi dasar kebijakan energi sudah tidak prospektif sebagai peta jalan untuk mencapai target emisi karbon,” tutur Singgih dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/8).
Singgih menjelaskan terobosan pemerintah melalui Grand Strategy Energi Nasional (GSEN) perlu diapresiasi. Tetapi, karena GSEN tidak termasuk dalam nomenklatur perundangan-undangan, sehingga perlu diformalkan atau diadopsi substansinya ke dalam revisi KEN serta RUEN.
Dalam KEN serta RUEN yang terakhir disusun pada 2017, pemerintah masih menempatkan porsi minyak serta gas bumi, dan batu bara mencakup 77 persen porsi bauran energi nasional di tahun 2025, sedangkan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) hanya 23 persen.
Bahkan hingga tahun 2050 porsi energi fosil justru masih dominan, yakni 69 persen, sedangkan porsi energi bersih hanya naik menjadi 31 persen.
Regulasi itu membuat Indonesia harus menghadapi tantangan besar untuk bisa mewujudkan target pengurangan emisi gas karbon dari sektor energi.
Sebagai salah satu negara penanda tangan Persetujuan Paris, Indonesia menghadapi 2 pekerjaan rumah yang besar, yaitu mengejar target pertumbuhan ekonomi 8,0 persen serta menekan emisi karbon.
IMEF menilai tanpa ada kejelasan peta jalan transisi energi nasional, tidak hanya target terancam meleset, namun ancaman disrupsi ekonomi dapat terjadi.
“Ketersediaan energi yang memadai menjadi prasyarat utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi,” kata Singgih.
Disaat ini, konsumsi energi final Indonesia sekitar 3,12 setara barel minyak (BOE) per kapita, sedangkan konsumsi listrik 1.094 kilowatt jam (kWh) per kapita.
Ruang konsumsi energi untuk tumbuh masih terbuka luas, karena itu transisi energi di Indonesia harus mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi energi di masa depan.
Dengan tren dunia menuju ke arah nol emisi karbon, tidak bisa lain, mayoritas pasokan energi ke depan harus berasal dari sumber energi terbarukan.
Sebelumnya dalam pidato kenegaraan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menjelaskan lagi komitmen Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan serta ekonomi hijau.
Dalam kajian IMEF, revisi KEN serta RUEN menjadi titik krusial dalam transisi energi di tengah upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi karena posisinya sebagai peta jalan utama. (Mg2)