Pusbarindo Minta Pemerintah Transparan Soal Supply dan Demand Bawang Putih

INDOPOSCO.ID – Stok bawang putih nasional hingga saat ini cukup. Namun memasuki Februari 2021 harga bawang putih kembali naik dari 23.600 per kilo sebelum Desember 2020 menjadi 28.350 per kilo di Januari 2021. Diperkirakan harga terus naik hingga Maret.
Komisi pengawas persaingan usaha (KPPU) sendiri sudah mengingatkan jika pemerintah segera membenahi importasi bawang putih, agar siklus kenaikan harga bawang putih tidak berulang setiap tahun. Data dari Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Umbi Indonesia (Pusbarindo) stok bawang putih untuk bulan Januari-Maret 2021 masih cukup aman.
“Stok itu sekitar 175.000 ton. Ini artinya kita aman dari Januari sampai Maret karena per bulan itu konsumsi rata-rata 47.000 per bulan, jadi dengan punya stok 175.000 ton masih cukup, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, menurut hemat kami stok per bulan tidak sampai 47.000 ton,” ungkap Ketua Pusbarindo Valentino dalam keterangan, Rabu (10/2/2021).
Dia mengatakan, dasar perhitungan stok bawang putih di awal 2021 berasal dari data carry over asosiasi ekportir garlic China, yang menurutnya masih ada 175.000 ton. Maka stok dinilai masih aman. “Kenaikan harga tiap tahun terjadi. Kami sudah 2 tahun minta transparansi rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dan satuan pengawas internal (SPI). Harusnya memperhatikan supply dan demand. Kalau supply kurang pemerintah harus bisa mengantisipasi jauh-jauh sebelumnya,” terangnya.
Soal terbitnya RIPH dan SPI, lanjut Valentino, pihaknya tidak pernah mengusulkan RIPH dan SPI terbit Maret. Sebab importir, makin cepat RIPH dan SPI ada makin senang. Kenaikan harga justru dimainkan oleh distributor bukan importir. “Biasanya yang mempermainkan harga itu distributor pertama dan kedua. Kalau sampai dengan Maret belum keluar SPI biasanya mereka naikan harga,” jelasnya.
Sementara itu, Mulyadi dari Perkumpulan Pedagang Bawang Nusantara (PPBN) mengkhawatirkan peristiwa tahun-tahun sebelumnya akan terulang kembali terutama antara Januari sampai Maret. Faktanya saat ini harga sudah mulai merangkak naik, di tingkat importir sudah menyentuh 20.000 per kilo, di pedagang eceran sudah mendekati 30.000 per kilo. “Logikanya kan kalau stok cukup harusnya harga stabil,” tegas Mulyadi.
Bandingkan ketika relaksasi berlaku, dikatakan Mulyadi, di bulan April sampai Mei 2020 harga bawang putih jenis kating di pedagang pasar induk 15.000 per kilo sedangkan jenis honan atau banci 12.000 per kilo, padahal saat itu pandemi covid sedang puncak-puncaknya. Tetapi sejak relaksasi dicabut mulai akhir tahun harga bawang putih kembali naik.
“Ini menandakan sumber masalah ada di aturan RIPH dan SPI yang rentan menimbulkan kelangkaan dan gejolak harga bawang putih,” ungkapnya.
Dengan melihat pengalaman relaksasi tersebut, lanjut Mulyadi, PPBN menyarankan pemberlakuan tarifisasi untuk mencegah permainan kuota dan rente ekonomi dalam impor bawang putih. Di samping itu China sebagai ekportir juga tidak mudah mempermainkan harga. (nas)