Warteg Gulung Tikar, Pemerintah Harus Permudah Akses Pinjaman Pelaku UMKM

INDOPOSCO.ID – Warung Tegal (Warteg) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menurun omzet penjualannya. Bahkan angkanya turun hingga 90 persen. Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Kebangkitab Bangsa (PKB) di Komisi VI DPR RI Nasim Khan di Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Nasim meminta pemerintah untuk menyelamatkan keberlangsungan usaha warteg dan pedagang kaki lima (PKL) menyusul memburuknya situasi ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Saat ini Warteg hanya memikirkan bagaimana bisa memperpanjang sewa kontrak dan membayar pegawai,” katanya.
Nashim menyayangkan, banyaknya pelaku UMKM yang notabene kekuatan ekonomi rakyat Indonesia belum mendapatkan bantuan dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satunya pemilik Warteg dan PKL
“Saya pernah tanyakan kepada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai mitra Komisi VI DPR RI, adanya potensi tidak tepatnya penyaluran bantuan modal dalam skema PEN,” ungkapnya.
Nasim menyebut, Kemenkop UKM harus segera mendata ulang seluruh pelaku UMKM, tak terkecuali, Pelaku usaha warteg dan PKL agar mendapatkan data dan gambaran utuh kondisi sebenarnya.
Selain itu, Nasim juga meminta pemerintah dapat mempermudah akses pinjaman bagi para pelaku UMKM. Pasalnya, apabila persyaratannya rumit, tentu para pelaku UMKM seperti pedagang warteg dan PKL akan kesulitan untuk mengaksesnya.
“Warteg dan PKL terancam punah serta puluhan ribu pengangguran baru akan lahir,” ucapnya.
“Kebanyakan para pedagang itu, saya yakin memiliki mereka mempunyai pinjaman di Bank, untuk itu, Syarat adminitrasi UMKM untuk mendapatkan dana bantuan semestinya dipermudah, keharusan memiliki nomor pokok wajib pajak dan hal hal yang menyulitkan lainnya sebaiknya ditinjau ulang,” imbuhnya.
Sebelumnya dikabarkan, ribuan pedagang warung tegal (Warteg) di wilayah Jabodetabek terpaksa pulang kampung meninggalkan Ibu Kota. Sementara, ada sekitar 20.000 pedagang warteg lainnya di Jabodetabek kini berada diambang kebangkrutan lantaran omzet penjualan mereka menurun drastis.
Jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemic Covid-19, penurunan omzet Warteg rata-rata turun hingga 90 persen. Padahal mereka harus membayar sewa kontrak dan pegawai. Mereka pun berharap bisa masuk skema dalam bantuan Program PEN 2021. (nas)