INDOPOSCO.ID – Walaupun diselimuti suhu dingin sekitar -15° celcius, suasana gedung pertunjukan Andre-Matthieu di Laval, Québec, Kanada, pada Minggu siang, 7 Desember 2025 sontak menjadi hangat berkat penayangan film dokumenter “Bali Île de Merveilles” (Bali, Pulau Keajaiban). Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab yang hadir langsung dalam acara tersebut menyatakan kebanggaannya, karena Dokumenter besutan Ugo Monticone, penulis kreatif Kanada, tersebut berhasil menarik lebih dari 500 penonton yang membeli tiket secara daring dan luring dari berbagai area dan latar belakang di Québec. Termasuk diaspora Indonesia yang hadir dan mengenakan pakaian tradisional Indonesia.
Sebelum acara dibuka, ratusan penonton disambut oleh alunan gamelan Bali dari kelompok Giri Kedaton. Kelompok yang berbasis di Fakultas Musik Université de Montréal tersebut sebelumnya menerima Penghargaan Kebudayaan dari KBRI Ottawa pada Agustus 2025 karena konsistensinya dalam mempromosikan Indonesia, khususnya Gamelan Bali kepada publik Kanada dalam tiga dekade terakhir.
Pada sambutan pembukanya, Ugo menjelaskan bahwa dokumenter tersebut merupakan manifestasi kecintaannya terhadap Bali, baik alam maupun masyarakatnya. Ia merasakan daya magis Bali perlu diceritakan kepada lebih banyak orang agar dapat turut menikmatinya. Dan film merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
“Saya pergi ke Bali sebagai turis tapi saya jatuh cinta pada tempat itu sehingga saya kembali sebagai pembuat film. Saya membuat film tentang Bali dan menampilkannya kepada masyarakat Québec dan para penutur Bahasa Prancis di Eropa, yaitu Prancis, Belgia, dan Swiss. Saya pikir mereka yang telah menonton dokumenter ini pasti ingin mengunjungi Indonesia dan menjelajahi Bali. Saya bangga dapat menjadi “duta” bagi Indonesia”, tegas Ugo dengan penuh semangat.
Setelah sambutan, film “Bali île de Merveilles” pun diputar. Namun ada hal yang berbeda daripada pemutaran film kebanyakan. Ugo menarasikan film dokumenter karyanya tersebut secara live. Duduk di sudut panggung, Ugo membacakan teks narasi yang telah disiapkan tetapi dengan diselingi ekspresi spontan yang beberapa kali mengundang gelak tawa. Penampilan unik tersebut semakin membuat ratusan hadirin menyaksikan dengan penuh antusias, ingin menelusuri Bali melalui sudut pandang Monticone yang dikenal dengan kepekaan artistiknya. Atmosfer ruang pertunjukan sarat dengan rasa ingin tahu, kekaguman, dan apresiasi.
Dubes Muhsin Syihab menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi Ugo dalam mempromosikan Indonesia secara tulus dan jujur. “Pak Ugo Monticone sudah sangat berhasil memotret Bali dalam segala aspeknya, baik aspek keseniannya, aspek budayanya, aspek sejarah, aspek keindahan alamnya. bahkan aspek spritualnya, termasuk juga upacara keagamanan dan produk-produk yang ditayangkan di film tersebut. Ini merupakan karya besar yang memberikan energi tambahan bagi Masyarakat Kanada untuk lebih jauh mengenal Bali dan bahkan memancing, memberikan stimulan bagi mereka untuk hadir dan sekaligus melihat sendiri budaya Bali.”, pungkas Dubes Muhsin di akhir pemutaran film.
Salah satu penonton, Stephanie, mengungkapkan kegembiraannya melihat dokumenter tentang Bali. “Saya pikir Bali adalah tujuan wisata yang luar biasa untuk dijelajahi dan menikmati keindahan alam. Saya berharap dapat mengunjungi Bali tahun depan.”, ungkapnya.
Film dokumenter Monticone mengajak penonton menyelami pesona Bali—dari hamparan sawah hijau zamrud, gugusan gunung berapi aktif, hingga ombak biru yang bergulung di atas terumbu karang. Melalui visualnya yang apik, film ini menampilkan harmoni antara tradisi dan kehidupan modern masyarakat Bali, cara mereka memadukan seni dengan keseharian, serta daya tarik pulau yang telah lama memikat penjelajah dunia.
Bali hadir sebagai ruang di mana ketenangan, spiritualitas, dan petualangan berpadu, menawarkan pengalaman kaya mulai dari pantai tropis dan Pura suci hingga pasar penuh warna dan ruang-ruang kreatif yang digandrungi para pelancong masa kini. Ugo tidak hanya berhasil memperlihatkan keindahan Pulau Dewata, tetapi juga kehangatan dan keramah tamahan masyarakat Bali. Selain itu, nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang menjunjung tinggi keasrian alamnya juga tidak luput dari sorotan kamera.
Acara pemutaran ini menjadi contoh nyata bagaimana diplomasi budaya mampu mengetuk pintu hati masyarakat dan membuka ruang dialog antarkultur. Indonesia kian berkomitmen untuk memperluas jangkauan promosi budaya dan pariwisatanya di Kanada, terlebih mengingat tahun lalu sekitar 87 ribu wisatawan asal Kanada berkunjung ke Indonesia—dan tahun ini diharapkan jumlahnya meningkat hingga mencapai sekitar 100 ribu orang.
KBRI Ottawa terus melakukan berbagai upaya untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan Kanada, sebagaimana mandat Presiden RI dan Perdana Menteri Kanada dalam kunjungan Presiden Subianto ke Ottawa pada September lalu. Upaya itu juga diwujudkan melalui dukungan dan kolaborasi terhadap pelaku industri kreatif di Kanada. Pemutaran film karya Ugo menjadi salah satu tonggak yang memperlihatkan bahwa budaya adalah bahasa universal yang membawa kita lebih dekat satu sama lain. (bro)









