INDOPOSCO.ID – Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) Disabilitas Netra Tingkat Internasional 2025 menjadi momentum penguatan ruang keagamaan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas. Kompetisi yang digelar 3 hingga 7 Desember ini diikuti 15 peserta dari 12 negara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian The Wonder of Harmony, peringatan Hari Toleransi Internasional yang digelar Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kementerian Agama (Kemenag) sejak pertengahan November lalu.
“Kolaborasi ini membuka ruang partisipasi global bagi penyandang disabilitas netra dalam pengembangan keilmuan Al-Qur’an,” kata Direktur Jenderal Bimas Islam, Kemenag RI Abu Rokhmad saat pembukaan MHQ Disabilitas Netra Tingkat Internasional di Jakarta, Sabtu (6/12/2025) malam.
Ia menyebut, penyelenggaraan MHQ Disabilitas Netra merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Robithoh al-‘Alam al-Islami (Liga Muslim Dunia). Dengan menghadirkan 5 cabang lomba yang dipertandingkan: hafalan 30 juz dengan matan Jazari; hafalan 30 juz tanpa matan Jazari untuk kategori putra dan putri; hafalan 20 juz; serta hafalan 10 juz.
“Kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, melainkan ikhtiar kolektif yang lahir dari sinergi global untuk memperluas ruang partisipasi inklusif bagi penyandang disabilitas netra dalam pengembangan keilmuan Al-Qur’an,” jelas Rokhmad.
Lebih jauh ia mengungkapkan, MHQ Disabilitas Netra Tingkat Internasional ini merupakan bentuk kontribusi Indonesia dalam memajukan syiar Islam yang rahmatan lil’alamin dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan praktik keagamaan inklusif di tingkat global.
“Penyelenggaraan MHQ Disabilitas Netra ini sebagai langkah awal menuju kompetisi keagamaan yang lebih terbuka dan berkeadilan bagi semua kelompok, tanpa batasan fisik maupun sosial,” ucap Rokhmad.
Dia berharap pelaksanaan MHQ tidak hanya melahirkan para penghafal Al-Qur’an berprestasi, tetapi juga memperkuat ekosistem pembinaan Al-Qur’an yang ramah disabilitas di tingkat internasional.
“Kami berharap penyelenggaraan ini dapat memperkuat ekosistem pembinaan Al-Qur’an yang inklusif dan berkelanjutan di berbagai negara peserta,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenag RI Kamaruddin Amin menuturkan para peserta MHQ Disabilitas Netra ini adalah teladan tentang kemuliaan Islam yang memuliakan manusia dari esensi, bukan dari kondisi fisik.
“Saudara-saudara kita para peserta di sini telah membuktikan kepada dunia bahwa pandangan batin (Bashirah) lebih mendalam daripada pandangan mata (Bashar),” katanya.
“Dan bahwa cahaya Al-Qur’an, apabila bersemayam di dalam hati, akan mencukupi pemiliknya dari setiap kekurangan indra,” tambahnya.(nas)









