INDOPOSCO.ID – Kementerian Pertanian memperkuat pengembangan lahan pertanian di kawasan dataran tinggi Indonesia, yang memiliki potensi mencapai 5,51 juta hektare, melalui Program The Development of Integrated System in Upland Areas Project (Upland).
Kawasan tersebut dinilai strategis untuk pengembangan komoditas pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional sesuai Astacita Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian Kementan Hermanto dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (5/12/2025), menegaskan bahwa pihaknya saat ini fokus pada percepatan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui Program Upland.
Program yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB) ini disebut sebagai lompatan besar menuju pertanian modern yang terpadu, produktif, tangguh dan berkelanjutan.
“Karakteristik tanah dataran tinggi sangat mendukung untuk ditingkatkan kesuburannya sehingga kemampuan tanah dalam menyediakan kondisi lingkungan untuk mendukung pertumbuhan optimal tanaman di dataran tinggi dapat terpenuhi,” kata dia.
Hermanto menjelaskan Program Upland hadir dengan pendekatan sistem pertanian terpadu yang mencakup seluruh rantai produksi dan pascapanen, mulai dari pembangunan infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani; penerapan teknologi budidaya modern; penguatan kelembagaan petani; hingga pemberdayaan perempuan melalui penguatan nutrisi keluarga.
Menurut Hermanto, program ini merupakan kebijakan strategis Kementan untuk mengurangi kemiskinan masyarakat dan meningkatkan ketahanan pangan di dataran tinggi melalui mata pencaharian yang berkelanjutan.
Di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, misalnya, penerapan Program Upland telah dirasakan langsung oleh petani.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya Tatang Wahyudin menyebut program tersebut berhasil membuka kembali peluang pertanian di wilayah selatan yang sebelumnya kekurangan air.
“Daerah yang dulu tidak bisa menanam padi kini kembali produktif berkat ketersediaan irigasi. Program ini bahkan mendorong bangkitnya kembali potensi pertanian organik,” kata Tatang.
Ketua Kelompok Tani Sri Asih Mandiri Desa Sukahening, Ahmad Ismail menuturkan produksi pertanian kelompoknya meningkat sejak mendapatkan pembinaan dan fasilitas dari Upland.
Senada disampaikan Hendar, pengelola Unit Pengolahan Pupuk Organik Desa Padawaras, yang menyebut lahan-lahan yang dulu terbengkalai kini kembali terairi dan pupuk organik di desanya dikemas lebih baik berkat dukungan program tersebut.
Dengan berbagai capaian yang telah terlihat, Kementan optimistis dataran tinggi Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan baru sektor pertanian di masa mendatang. (ney)









