INDOPOSCO.ID – Di tengah dinamika global 2025, ketika peta geopolitik bergeser, tekanan perubahan iklim kian nyata, dan teknologi mengubah setiap sudut kehidupan, Indonesia tetap melaju dengan percaya diri. Arah besar menuju Indonesia Emas 2045 menjadi kompas, sebuah visi yang menempatkan Indonesia di jajaran lima kekuatan ekonomi dunia.
Di hadapan tantangan besar itu, pemerintah menegaskan perlunya pondasi yang kuat, yakni kepercayaan, transparansi, dan akuntabilitas. Unsur-unsur inilah yang membuat profesi akuntansi berada di garis depan pembangunan ekonomi modern.
“Mencapai visi ini membutuhkan kepastian dan keyakinan. Keyakinan ini dibangun di atas fondasi kepercayaan dan akuntabilitas. Di sinilah profesi akuntansi menjadi sangat penting, karena peran Anda sebagai akuntan, auditor, dan profesional keuangan adalah sebagai arsitek terpercaya yang tak tergantikan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Kamis (4/12/2025).
Airlangga menekankan bahwa kepatuhan akuntan terhadap standar internasional bukan sekadar formalitas. Itu adalah jaminan yang membuat data keuangan dapat dipercaya oleh investor, regulator, hingga pembuat kebijakan. Setiap angka dalam laporan, setiap catatan dalam audit, menjadi dasar keputusan yang menentukan masa depan ekonomi.
Transformasi menuju ekonomi hijau dan digital pun membuat peran akuntan semakin krusial. Laporan keberlanjutan yang kredibel menjadi alat untuk menarik investasi berkualitas, memastikan dampak sosial-lingkungan benar-benar terjadi, dan menjaga arah reformasi struktural tetap konsisten—mulai dari digitalisasi hingga transisi energi.
“Saya mendorong IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), bermitra dengan IFAC (organisasi global yang menaungi profesi akuntansi di seluruh dunia), untuk terus memperjuangkan standar tertinggi kompetensi profesional, perilaku etis, dan inovasi,” tutur Airlangga.
“Mari bekerja sama untuk memastikan bahwa laporan yang kita hasilkan dan sistem yang kita tegakkan cukup tangguh untuk menghadapi turbulensi global, dan cukup transparan untuk menerangi jalan menuju visi Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.
Sinyal optimisme juga datang dari berbagai indikator 2025. Aktivitas manufaktur terus mencatat ekspansi dengan PMI 53,3 di November, Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 121,2 pada Oktober, dan belanja rumah tangga menunjukkan tren penguatan melalui Mandiri Spending Index yang berada di level 312,8. Penjualan sepeda motor naik 8,4 persen secara tahunan, sementara pasar mobil mulai bangkit kembali.
“Dengan indikator-indikator ini, seluruh risiko pertumbuhan untuk 2026 telah terkelola dan terserap pada tahun ini. Pada 2026, risiko positif diperkirakan akan lebih dominan daripada negatif. Sejalan dengan target APBN, kami optimistis pertumbuhan ekonomi di 2026 dapat melampaui target dasar 5,4 persen. Kami juga akan mengakselerasi mesin ekonomi baru yang menjadi prioritas yakni ekonomi hijau dan ekonomi digital,” tambahnya.
Indonesia bergerak, bertumbuh, dan bersiap menjemput 2045 dengan pijakan yang semakin kokoh—bukan hanya karena ambisi besar, tetapi karena fondasi kepercayaan yang terus dibangun dari sekarang. (her)









