INDOPOSCO.ID – Sekretaris Jenderal (Sekjen), Kementerian Agama (Kemenag) Prof. Phil. Kamaruddin Amin mendorong Program Pascasarjana PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) tidak berhenti berinovasi, untuk mencetak lulusan yang otoritatif.
Menurutnya, PTKIN tidak saja mencetak lulusan di lingkungan akademisi dan kampus, tetapi juga melahirkan lulusan yang menjadi rujukan utama di tengah masyarakat.
“Ini tantangan bagi PTKIN untuk menjadi otoritas keagamaan di tengah masyarakat, dan pasca sarjana menjadi komunitas paling tinggi di kampus,” ujar Kamaruddin dalam keterangan, Sabtu (22/11/2025).
“Mereka bisa mencereaate kondisi, dimana para alumni tidak hanya otoritatif secara kelembagaan, tetapi juga menjadi rujukan utama di tengah masyarakat,” sambungnya.
Hal yang sama diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Prof. M. Arskal Salim. Ia mendorong Pascasarjana PTKIN terus berinovasi seiring tradisi keilmuan Islam yang terus berkembang.
“Ini menuntut adanya prinsip etika, metode hukum, dan kearifan kolektif untuk merespons,” tutur Arskal.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Phil. Sahiron Syamsudin menuturkan, konferensi internasional dapat dimanfaatkan sebagai jembatan dalam pengembangan keilmuan, khususnya keagamaan Islam yang kini telah ditopang oleh ribuan profesor.
“Kita sudah punya profesor 1.400 lebih, sekarang pertanyaannya, seberapa besar pengetahuan yang sudah kita kembangkan, terkhusus keagamaan Islam,” katanya.
Diketahui, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, bersama Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTKIN menggelar International Conference on Islam, Law, and Society (The 5th INCOILS) 2025. Forum ini mempertemukan sarjana, praktisi dan pembuat kebijakan dari berbagai negara.
Forum ini bertujuan mendalami bagaimana kerangka hukum Islam dan nilai-nilai keagamaan dapat diintegrasikan secara efektif dalam merumuskan kebijakan dan tindakan nyata untuk mengatasi krisis lingkungan global. (nas)









