INDOPOSCO.ID – Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim meminta pihak kepolisian mengambil tindakan terhadap pelaku perundungan pascaledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dugaan pelaku ledakan itu merupakan korban perundungan.
Polisi harus mendalami sesuatu yang mendorong terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara itu nekat melakukan tindakan tersebut. Akibat insiden itu 54 orang terluka dan telah menjalani perawatan di rumah sakit.
“Jika betul ini pelakunya adalah korban bullying di sekolahnya (SMAN 72), tentu pelaku bullying-nya harus ditindaklanjuti juga secara hukum,” kata Satriwan Salim melalui gawai, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Seharusnya sekolah menjadi ekosistem yang nyaman bagi tumbuh kembangnya anak-anak atau para perserta didik secara sosial, intelektual, spiritual dan mental. Insiden ledakan itu sangat disesalkan.
“Tentu simpati kita terhadap korban karena ini sangat disayangkan terjadi di sekolah atau lingkungan pendidikan, yang mestinya lingkungan pendidikan itu seperti sekolah aman apapun bentuk kekerasan,” ucap Satriwan.
Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI harus memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan siswa dari tindakan kekerasan.
“Sekolah-sekolah kita harus aman dari berbagai tindakan kekerasan, termasuk bullying, intimidasi yang menjadikan warga sekolah sebagai korban,” ujar guru salah satu SMA di Jakarta itu.
“Sebenarnya pemerintah sudah punya berbagai regulasi, sampai ke regulasi teknis Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Lekerasan di Satuan Pendidikan,” tambahnya.
Ledakan di SMAN 72 Jakarta itu terjadi saat sejumlah warga di lingkungan sekolah itu menggelar salat Jumat pada 7 November 2025. Terduga pelaku ledakan bom di SMAN 72 Jakarta, yang merupakan seorang siswa berinisial FN diduga korban perundungan di sekolah tersebut. Dugaan itu sedang didalami secara intensif oleh pihak kepolisian. (dan)









