INDOPOSCO.ID – Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyampaikan keprihatinannya atas kekerasan yang terus terjadi di El-Fasher, Sudan, dan memperingatkan bahwa kekejian serupa juga tengah berlangsung di wilayah Kordofan.
Turk menyebut, praktik kekerasan mengerikan seperti eksekusi singkat, pemerkosaan, dan serangan bermotif etnis masih berlangsung di El-Fasher. Banyak warga sipil terjebak di kota tersebut dan dilarang meninggalkan tempat itu.
“Bagi mereka yang berhasil melarikan diri, kekerasan tetap mengancam karena rute pelarian menjadi lokasi terjadinya kekejian yang sulit dibayangkan,” ujar Turk.
Ia juga menekankan peringatan serius terkait insiden kekerasan yang meningkat di Kordofan. Sejak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menguasai El-Fasher, jumlah korban sipil, kerusakan infrastruktur, dan pengungsian massal terus bertambah. Turk menyebut belum ada tanda-tanda meredanya konflik.
“Situasi saat ini justru menunjukkan persiapan untuk eskalasi pertempuran lebih lanjut, dengan konsekuensi yang sangat berat bagi masyarakat yang sudah lama menderita,” katanya.
Turk menyerukan agar kekerasan di Darfur dan Kordofan segera dihentikan dan menekankan perlunya tindakan tegas dari komunitas internasional.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran meningkat di tiga negara bagian Kordofan, memaksa ribuan warga sipil mengungsi.
RSF merebut El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, pada 26 Oktober lalu. Menurut laporan lokal dan internasional, serangan itu menimbulkan pembantaian terhadap warga sipil dan dikhawatirkan memperkuat fragmentasi wilayah Sudan secara geografis seperti dilansir Anadolu melalui Antara.
Sejak 15 April 2023, tentara Sudan dan RSF telah terlibat konflik bersenjata yang belum berhasil dihentikan melalui mediasi regional maupun internasional. Perang ini telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. (aro)









