INDOPOSCO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi atau cuaca ekstrem di wilayah itu.
“Operasi modifikasi cuaca ini merupakan upaya untuk mengurangi potensi curah hujan ekstrem yang dapat menyebabkan genangan, banjir, maupun tanah longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.
Operasi modifikasi cuaca itu dilakukan sejak Rabu (5/11) hingga Senin (10/11) yang dipusatkan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Isnawa menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC dilakukan sebagai tindak lanjut atas hasil analisis BMKG terkait potensi meningkatnya curah hujan di sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan,” ujarnya.
Pelaksanaan OMC menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU dengan dua sortie penerbangan, masing-masing pada pukul 11.30 WIB dan 14.30 WIB.
Adapun lokasi penyemaian awan mencakup wilayah Pandeglang, perairan barat daya Pandeglang, hingga perairan barat Kabupaten Serang, dengan ketinggian terbang antara 8.000–10.000 kaki.
Total bahan semai garam/NaCl yang digunakan dalam operasi kali ini mencapai 1.600 kilogram. Hasil observasi lapangan menunjukkan terpantau awan Stratocumulus di area target awal, yakni Kabupaten Lebak hingga pesisir barat Provinsi Banten.
Pada wilayah tersebut, mulai tumbuh awan-awan Cumulus (Cu), sehingga penyemaian dilakukan secara intensif di area tersebut pada ketinggian sekitar 10.000 kaki.
Selain itu, tim juga mencatat adanya presipitasi dengan intensitas ringan ketika pesawat melintasi wilayah Kabupaten Pandeglang bagian barat, menandakan bahan semai telah berhasil memicu pertumbuhan awan hujan di area yang ditargetkan.
Isnawa menambahkan bahwa pelaksanaan OMC akan terus menyesuaikan dengan kondisi atmosfer harian yang dimonitor oleh BMKG untuk memastikan efektivitas penyemaian dan dampaknya terhadap pengendalian curah hujan di wilayah Jakarta.
“Kami terus memantau perkembangan dinamika cuaca bersama BMKG dan TNI AU. Tujuannya agar curah hujan tidak terkonsentrasi di daratan Jakarta, tetapi dapat diurai di wilayah perairan sekitar, sehingga risiko banjir bisa ditekan,” katanya. (bro)









