INDOPOSCO.ID – ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) terus menggenjot operasionalnya di Cepu untuk meningkatkan produksi, menjamin pasokan minyak mentah yang stabil dan andal bagi kebutuhan domestik. Hal itu dilakukan demi mendukung kemandirian energi nasional.
Blok Cepu saat ini telah menghasilkan kontribusi signifikan terhadap produksi minyak nasional, dengan angka yang tercatat lebih dari sepertiga atau sekitar 25–30 persen produksi migas nasional.
External Engagement dan Socioeconomic Manager EMCL Tezhart Elvandiar mengatakan, operasi ini tidak hanya mendukung pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menghasilkan pendapatan negara yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
“Hingga saat ini, produksi kumulatif dari blok Cepu sudah lebih 700 juta barel minyak, jauh di atas rencana Plan of Development (POD) awal dimana jumlah cadangan minyak yang diperkirakan sebesar 450 juta barel per minyak,” kata Tezhart Elvandiar dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas-KKKS di Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).
Produksi lapangan Banyu Urip sudah naik signifikan pada akhir Juni lalu, setelah adanya tambahan produksi dari proyek pengeboran Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang berhasil diselesaikan 10 bulan dari perencanaan.
Sebelum penambahan produksi, Lapangan Banyu Urip memproduksi sekitar rata-rata 150.000 barel per hari. Proyek BUIC sendiri mencakup pengeboran tujuh sumur produksi baru, dilaksanakan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia menggunakan rig canggih buatan dalam negeri.
Sejak awal produksi hingga saat ini, Blok Cepu juga telah menyumbang pendapatan negara mencapai lebih dari US$35 miliar atau sekitar lebih dari Rp586 triliun. Nilai ini lebih dari 10 kali lipat dari nilai investasi awal.
“Tadi saya sebutkan sumbangan untuk kontribusi kepada negara dari bagian hasil migas produksi dari lapangan Banyu Urip, dari 2008, minyak perdana, hingga kemarin tahun 2024 itu sekitar 35 miliar dollar AS. Itu hanya untuk bagian negara,” tutur Tezhart Elvandiar.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Heru Setyadi mengatakan, pendapatan tersebut tentu juga mengalir dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH) Migas kepada Pemerintah Daerah.
“Peran EMCL sangat krusial dalam menjaga stabilitas pasokan migas nasional. Keberhasilan operasi EMCL menunjukkan pentingnya kolaborasi SKK Migas dan KKKS dalam menjaga ketahanan energi Indonesia,” ujar Heru Setyadi. (dan)









