INDOPOSCO.ID – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merilis laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025 (9M25). Di tengah tekanan harga batu bara global sepanjang 2025, perseroan tetap membukukan kinerja positif.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengatakan, di tengah tekanan harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025, PTBA berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik.
“Pertumbuhan produksi dan penjualan menjadi penopang utama, disertai realisasi belanja modal untuk keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis,” ungkap Arsal, dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/10/2025).
PTBA mencatat pendapatan Rp31,3 triliun, tumbuh 2 persen year n year (YoY). Volume penjualan naik 8 persen YoY, namun pelemahan harga batu bara global menekan harga jual rata-rata turun 6 persen YoY. Sebanyak 56 persen penjualan berasal dari pasar domestik dan 44 persen ekspor, dengan tujuan utama Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan.
Beban pokok pendapatan naik 11 persen YoY menjadi Rp27,8 triliun, seiring peningkatan produksi (+9 persen YoY) dan angkutan (+8 persen YoY). Stripping ratio turun dari 6,02x menjadi 5,98x. Kebijakan B40 dan pencabutan subsidi FAME meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM) sekitar 8 persen YoY, berdampak pada biaya bahan bakar. Beban administrasi naik 4 persen, sementara beban penjualan turun 1 persen.
PTBA juga membukukan penghasilan keuangan Rp157,6 miliar (-14 persen YoY), biaya keuangan Rp247,9 miliar (+23 persen YoY), serta bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama Rp333,1 miliar (+14 persen YoY). Laba bersih tercatat Rp1,4 triliun.
Sementara itu, total aset perseroan mencapai Rp42,8 triliun, naik 3 persen dari akhir 2024, dengan kas Rp4 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp22,1 triliun, sedangkan ekuitas turun menjadi Rp20,8 triliun.
Arus kas operasi tercatat Rp4,2 triliun (-4 persen YoY), dipengaruhi pembayaran lebih tinggi kepada pemasok dan karyawan. Arus kas investasi Rp2,2 triliun, terutama untuk penambahan aset tetap dan tanaman produktif.
“Arus kas pendanaan menurun menjadi Rp2,2 triliun, sejalan dengan lebih rendahnya dividen dan pembayaran pinjaman. Tahun ini, PTBA membagikan dividen Rp3,9 triliun,” jelas Arsal.
“Belanja modal hingga September 2025 mencapai Rp3 triliun, terutama untuk pengembangan angkutan Tanjung Enim–Kramasan,” tambahnya.
Sememtara itu, Corporate Secretary Division Head, Eko Prayitno, menyatakan PTBA secara konsisten melakukan cost leadership dari sisi internal Perusahaan untuk mencapai kinerja yang optimal.
“Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja, serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan,” ujarnya. (srv)









