• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Disway

Lipstick Merona

Juni Armanto Editor Juni Armanto
Jumat, 5 September 2025 - 08:00
in Disway
disway

disway

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Saya mendarat di Beijing tadi malam. Telat. Tidak bisa lagi melihat parade militer terbesar di jagad raya. Apalagi ikut KTT di Tianjin.

Vladimir Putin sudah pulang ke Moskow. Narendra Modi sudah kembali ke India. Kim Jong-un sudah menikmati mie dingin di Pyongyang. Dan, Presiden Prabowo Subianto sudah kembali memikirkan langkah untuk memenuhi jeritan rakyat yang jadi sekam terbakarnya banyak gedung DPRD dan kantor polisi pekan lalu.

BacaJuga:

Bebek Djibouti

Mengejar Lari

Soedomo Bawazier

Gema KTT dan parade itu memang luar biasa besar. Sampai mendengung keras di tembok Gedung Putih, Amerika Serikat. Belum pernah ada perlawanan diplomatik baru yang menggetarkan Amerika sekuat ini.

“Amerika salah langkah. Salah besar. Semua itu gara-gara Donald Trump. India menjadi rukun dengan Tiongkok. Putin kian mesra dengan Xi Jinping“.

Lima kalimat pendek-pendek itu saya yang merumuskan. Tapi rumusan itu datang dari rangkuman berbagai pernyataan tokoh Amerika Serikat sendiri. Baik dari teman Trump di Partai Republik apalagi dari tokoh Partai Demokrat di seberangnya. Presiden Obama termasuk yang sangat keras menyalahkan Trump.

“Belum pernah Amerika dikeroyok ramai-ramai seseru sekarang.” Itu kalimat rangkuman keenam.

Tapi Presiden Donald tetap Trump. Ia menegaskan senjata-senjata yang diparadekan itu tidak akan dipakai menyerang Amerika. “Saya punya hubungan sangat baik dengan Presiden Xi,” katanya.

Trump lagi sendirian di Washington. Padahal alangkah lengkapnya kalau Trump ikut kumpul di Tianjin dan Beijing. “Semua tokoh diktator bisa menjadi satu di sana,” ejek tokoh Amerika yang menganggap Trump juga punya kecenderungan diktator.

Berkumpulnya tokoh-tokoh “dunia sebelah” di Tianjin dan Beijing sebenarnya memang membuat Trump iri: mengapa ia tidak ada di antara mereka. Berfoto bersama. Lalu ikut tertawa-tawa bersama. Jadi judul-judul headline media sejagad raya. Bukan seperti saat itu. Ia sendirian di Amerika –justru sedang jadi bahan tawa-tawa mereka yang di Tianjin.

Selama KTT dan parade militer itu, hanya satu tinju yang bisa diayunkan Trump dari Washington DC. “Harusnya mereka yang merayakan kemenangan perang 80 tahun lalu tidak lupa menyebut jasa Amerika,” katanya.

Kemenangan itu, katanya, tidak akan diperoleh kalau Amerika tidak menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki. Amerikalah yang jasanya paling besar. Tapi, di setiap perayaan kemenangan peran jasa Amerika tidak disebut. Di mana pun. Termasuk di Indonesia –saat merayakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia di setiap 17 Agustus.

Amerika sendiri menjadi negara yang justru tidak pernah merayakan hari kemenangan perang dunia ke-2. Mungkin Amerika justru sangat malu: negara itulah yang baru bisa menang hanya dengan cara menggunakan senjata kimia pemusnah masal. Bukan menang secara James Bond. Atau cara Rambo. Apalagi cara Jacky Chan.

Tentu Donald ”Rambo” Trump sedang cari cara untuk memberikan perlawanan baru. Presiden-presiden Amerika sebelumnya selalu punya cara membuat India bertengkar dengan Tiongkok. Dan Moskow menjauhi Beijing. Baru Trump satu ini yang justru membuat tiga negara itu bersatu: lewat perang dagangnya.

Berarti sebenarnya Trump punya jiwa mulia: mampu membuat rukun tiga tetangga. Bukankah merukunkan tetangga yang sedang bertengkar itu mulia? Dan baru Trump yang punya hati semulia itu?

Maka sisi kemuliaan ini juga harus dilihat. Harusnya justru kemuliaan hati dalam merukunkan Rusia-Tiongkok-India inilah yang dipakai bukti agar Trump bisa dapat hadiah Nobel Perdamaian. Trump sangat mendambakan Nobel itu karena Obama pernah mendapatkannya.

Sampai-sampai media di sana mengungkapkan alasan sangat pribadi mengapa Trump marah kepada Modi. Yakni karena Modi termasuk yang tidak mau merekomendasikan Trump layak dapat hadiah Nobel Perdamaian.

Saya sendiri dua kali memutar rekaman parade militer di Beijing itu secara lengkap. Salah satu yang paling menarik minat saya adalah saat resimen tentara wanita melintas. Sebanyak itu. Tegap tapi feminin. Badan mereka begitu sama: langsing tapi berisi. Atau berisi tapi langsing. Leher mereka kokoh tapi jenjang. Wajah mereka serius tapi menyembunyikan senyum manis. Bibir mereka menutup tapi lipstiknyi merona.

Kian melihat pasukan wanita itu Anda pun akan kian terpana. Tapi jangan bayangkan bisa menggoda mereka –kalau level karate Anda biasa-biasa saja. (Dahlan Iskan)

Tags: disway
Berita Sebelumnya

Amnesti Internasional Desak Pembentukan Tim Pencari Fakta Independen di Kasus Demo Anarkis

Berita Berikutnya

Tegas Lindungi Konsumen, DPR Minta Pemerintah Tindak Iklan Pinjol Ilegal di Medsos

Berita Terkait.

disway
Disway

Bebek Djibouti

Sabtu, 15 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Mengejar Lari

Jumat, 14 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Soedomo Bawazier

Kamis, 13 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Hemat Syarikah

Rabu, 12 November 2025 - 08:00
disway-kamis
Disway

Angsa Hitam

Selasa, 11 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Pasien Prabowo

Senin, 10 November 2025 - 08:00
Berita Berikutnya
Mufti-Aimah-Nurul-Anam

Tegas Lindungi Konsumen, DPR Minta Pemerintah Tindak Iklan Pinjol Ilegal di Medsos

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3976 shares
    Share 1590 Tweet 994
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2764 shares
    Share 1106 Tweet 691
  • Soroti Penetapan Pahlawan Soeharto, Rocky Gerung: Sejarah Kini Jadi Permainan Statistik

    667 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    664 shares
    Share 266 Tweet 166
  • Pengadilan Tolak Gugatan PT HighScope Indonesia dan YPPBA dan Kabulkan Gugatan Rekonvensi YBTA

    658 shares
    Share 263 Tweet 165
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.