• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Ekonom Ungkap 5 Faktor Penyebab Penduduk Kelas Menengah Menurun

Ali Rachman Editor Ali Rachman
Sabtu, 31 Agustus 2024 - 23:12
in Ekonomi
Ilustrasi - Masyarakat kelas menengah tengah berbelanja jersey di pinggir jalan kawasan Senayan, Jakarta.  (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

Ilustrasi - Masyarakat kelas menengah tengah berbelanja jersey di pinggir jalan kawasan Senayan, Jakarta. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengemukakan, sejumlah faktor terjadinya penurunan jumlah penduduk kelas menengah sejak pandemi Covid-19. Salah satunya, kinerja industri manufaktur loyo.

“Ada lima faktor penurunan jumlah kelas menengah. Pertama, industri manufaktur tengah melemah, hampir sebagian besar kinerja manufaktur pada kuartal ke II 2024 alami tekanan terutama sektor padat karya,” kata Bhima kepada indopos.co.id melalui gawai, Jakarta, Sabtu (31/8/2024).

BacaJuga:

Kementerian Ekraf Ingin Pasar Gim Lokal Dimonetasi ke Global

ISRF 2025 Resmi Dibuka: Indonesia Dorong Transformasi Beras Rendah Karbon di Tingkat Global

PHE Catat Produksi Migas 1,03 MMBOEPD hingga Triwulan III 2025

Deindustrialisasi prematur atau menurunnya porsi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga berimbas, terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.

Faktor kedua, tingginya suku bunga perbankan mempengaruhi cicilan rumah, kendaraan bermotor dan kredit konsumsi lainnya.

Ketiga, booming harga komoditas sudah lewat sehingga pekerja di sektor sawit, nikel dan batubara tidak alami kenaikan pendapatan yang signifikan dibanding tahun 2021.

“Keempat, kebijakan pajak pemerintah khususnya penerapan tarif PPN 11 persen berkontribusi ke naiknya harga barang di tingkat ritel,” ujar Bhima.

Selain itu, pemhangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran menjadi penyumbang menurunya jumlah penduduk kelas menengah.

“Kelima, belanja infrastruktur dan investasi kurang berkualitas sehingga serapan kerja nya kecil dibanding nominal uang yang dikeluarkan,” imbuh Bhima.

Sejauh ini, antara beban kenaikan biaya pangan, perumahan, pendidikan, suku bunga dan kesempatan kerja belum sebanding dengan insentif yang diberikan pemerintah kepada kelas menengah.

Bansos yang naik tinggi saat Pemilu hanya menyasar kelompok di bawah garis kemiskinan. Sementara insentif pajak yang diberikan saat pandemi sudah dicabut seperti PPh 21 karyawan DTP.

PPh Pasal 21 DTP adalah pajak terutang atas penghasilan terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dibayarkan pemerintah, menggunakan anggaran telah ditetapkan dalam UU APBN.

“Kelas menengah bahkan harus menanggung kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen, yang membuat harga barang ritel naik,” kritik Bhima.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia menurun akibat dipicu dampak Covid-19. Tahun 2023, tercatat jumlah kelas menengah jadi 48,27 juta dari 2019 sebesar 57,33 juta. (dan)

Tags: CeliosekonomPenduduk Kelas Menengah
Berita Sebelumnya

Terkesan dengan Konsep Pembangunan RSUD Tarakan, Ridwan Kamil: Contoh Fasilitas Umum yang Baik

Berita Berikutnya

Tingkatkan SDM Menuju Indonesia Maju 2045, SKK Migas Gandeng UNS

Berita Terkait.

1000409968
Ekonomi

Kementerian Ekraf Ingin Pasar Gim Lokal Dimonetasi ke Global

Senin, 17 November 2025 - 22:43
1000409484
Ekonomi

ISRF 2025 Resmi Dibuka: Indonesia Dorong Transformasi Beras Rendah Karbon di Tingkat Global

Senin, 17 November 2025 - 20:17
phe
Ekonomi

PHE Catat Produksi Migas 1,03 MMBOEPD hingga Triwulan III 2025

Senin, 17 November 2025 - 17:57
bri
Ekonomi

Holding Ultra Mikro BRI Salurkan Pembiayaan Rp632 Triliun kepada 34,5 Juta Debitur

Senin, 17 November 2025 - 16:06
niaga
Ekonomi

VinFast Gandeng 6 Raksasa Pembiayaan Indonesia, Akselerasi Era Kendaraan Listrik Kian Dekat

Senin, 17 November 2025 - 09:02
8E06D0B8-D665-4A6F-9744-A6B4C368E954
Ekonomi

Bapanas Dorong Pemenuhan Pangan B2SA untuk Penurunan Stunting

Senin, 17 November 2025 - 03:03
Berita Berikutnya
Tingkatkan SDM Menuju Indonesia Maju 2045, SKK Migas Gandeng UNS

Tingkatkan SDM Menuju Indonesia Maju 2045, SKK Migas Gandeng UNS

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    4042 shares
    Share 1617 Tweet 1011
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2777 shares
    Share 1111 Tweet 694
  • Terpuruk di Liga, Persis Solo Diam-Diam Siapkan Sesuatu yang Mengejutkan

    837 shares
    Share 335 Tweet 209
  • BPN Kabupaten Lebak Berhasil Lampaui Target Penyelesaian PTSL 2025

    746 shares
    Share 298 Tweet 187
  • Main Game Lebih Praktis dan Mudah: Begini Cara Manfaatkan Gemini AI di Galaxy Z Fold7

    735 shares
    Share 294 Tweet 184
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.