• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Rupiah Melemah Dibayangi Kebijakan Pengetatan Moneter AS

Ali Rachman by Ali Rachman
Jumat, 20 Januari 2023 - 13:21
in Ekonomi
Uang-Dollar-dan-Rupiah

Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Foto: Antara/Subur Atmamihardja/wsj/foc

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah, dibayangi kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga acuannya.

Rupiah pagi ini dibuka turun tipis 26 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp15.130 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.104 per USD.

“Banyak yang mengatakan bahwa di tahun ini bank sentral Amerika Serikat itu masih tetap menaikkan suku bunga walaupun hanya 25 basis poin di bulan Februari. Tetapi indikasi ini yang dipersepsi oleh para ekonom dan para analis bahwa pengetatan moneter di AS masih terus dilakukan,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat (20/1), seperti dikutip dari Antara.

Selain itu Ibrahim mengatakan perang Ukraina yang saat ini bergejolak juga membayangi pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Kemungkinan gejolak perang tersebut akan memicu inflasi dan bank sentral negara bagian di AS masih akan terus melakukan pengetatan moneter.

Baca Juga : Rupiah Tertekan Seiring Pasar Tunggu Keputusan RDG BI

Ibrahim melihat kemungkinan besar akan ada keterlibatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam peperangan tersebut, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadinya satu resesi yang cukup ditakutkan pasar.

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg sebelumnya mengatakan bahwa pengiriman lebih banyak senjata ke Ukraina merupakan satu-satunya cara untuk menuju negosiasi damai dengan Rusia.

Menurut Stoltenberg, fokus NATO saat ini adalah memberikan dukungan kepada Ukraina, memastikan Kiev bisa memenangi perang sebagai negara demokratis yang berdaulat dan mandiri di Eropa.

Pemimpin NATO itu juga menyatakan aliansi pertahanan tersebut akan memasok persenjataan yang lebih berat ke Ukraina.

Sedangkan secara internal, Ibrahim menuturkan sentimen pasar dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dari hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 18-19 Januari 2023.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI tersebut bertujuan untuk menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Ibrahim, Bank Indonesia seharusnya bisa mempertahankan suku bunga dan tidak menaikkan suku bunga pada Januari 2023, melainkan bisa menaikkannya pada Februari 2023.

Hal itu kemudian menjadi sentimen pasar sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan pada Kamis (19/1) melemah tipis ke posisi Rp15.104 per USD.

“Saya lihat bank sentral AS pun juga di bulan Januari tidak menaikkan suku bunga, seharusnya Bank Indonesia pun juga mengikuti, barulah nanti di bulan Februari menaikkan suku bunga,” ujarnya.

Ia memprediksi nilai tukar rupiah pada penutupan pasar Jumat sore ini akan mengalami pelemahan. Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak ke kisaran Rp15.090 per USD hingga Rp15.130 USD pada perdagangan hari ini.

Presiden The Fed Bank of New York John Williams mengatakan pada Kamis (19/1) bank sentral AS membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan dan melihat tanda-tanda tekanan inflasi mungkin mulai mendingin dari level terik.

“Dengan inflasi yang masih tinggi dan indikasi berlanjutnya ketidakseimbangan penawaran-permintaan, jelas bahwa kebijakan moneter masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menurunkan inflasi ke target 2,0 persen secara berkelanjutan,” kata Williams dalam teks pidatonya yang akan disampaikan di hadapan Perhimpunan Analis Pendapatan Tetap di New York.

Tahun lalu The Fed memindahkan target suku bunga jangka pendeknya lebih tinggi dengan kecepatan historis yang agresif dalam upaya untuk melawan inflasi tertinggi yang terlihat dalam beberapa dekade.

Fed bergerak dari suku bunga dana federal mendekati nol pada Maret menjadi antara 4,25 persen dan 4,5 persen pada akhir tahun. Sejumlah peningkatan tersebut terjadi dalam peningkatan 75 basis poin berukuran super.

Sebelumnya investor asing mencatatkan arus modal keluar (outflow) yang besar dari pasar obligasi Indonesia, dikarenakan tekanan inflasi dan pengetatan moneter selama tahun 2022.

Pada Kamis (19/1) rupiah ditutup turun tipis 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.104 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.088 per USD.(mg2)

Tags: ASmoneternilai tukar rupiahrupiahSuku Bunga
Previous Post

Jerman Tunjuk Rudi Voeller Jadi Direktur Timnas

Next Post

Wisatawan Asia Pilih Negara Terdekat untuk Rayakan Tahun Kelinci

Related Posts

swissbell
Ekonomi

Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta Perkuat Komitmen terhadap Kesehatan Lewat Gathering

Senin, 10 November 2025 - 23:43
telkomsel
Ekonomi

Telkomsel Hadirkan Pengalaman Digital di Booth SIMPATI 5G Experience di M Bloc Space

Senin, 10 November 2025 - 22:12
beras
Ekonomi

Produksi Beras 2025 Pecahkan Rekor, Indonesia Mantap Tanpa Impor

Senin, 10 November 2025 - 21:11
telkom
Ekonomi

Telkom Catat Rebound Kuat di Bisnis Seluler, Laba Diproyeksi Tembus Rp20,88 Triliun pada 2025

Senin, 10 November 2025 - 20:12
WhatsApp Image 2025-11-10 at 18.48.51
Ekonomi

70 Persen PMI Konsumtif, Mukhtarudin Ingatkan Bahaya ‘Gagah-gagahan’ di Perantauan

Senin, 10 November 2025 - 18:54
WhatsApp Image 2025-11-10 at 17.15.26
Ekonomi

10 Tahun Kemenkeu Mengajar, Mewujudkan Literasi Keuangan dan Semangat Kebangsaan

Senin, 10 November 2025 - 17:38
Next Post
Perayaan-Imlek

Wisatawan Asia Pilih Negara Terdekat untuk Rayakan Tahun Kelinci

BERITA POPULER

  • jecoo

    Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    715 shares
    Share 286 Tweet 179
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    705 shares
    Share 282 Tweet 176
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.