• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Arab Saudi-Amerika Serikat Bentrok Karena Pemotongan Minyak OPEC+

Ali Rachman by Ali Rachman
Jumat, 14 Oktober 2022 - 12:18
in Ekonomi
biden

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato saat acara penandatanganan UU CHIPS and Science 2022 di Halaman Selatan Gedung Putih, di Washington, Amerika Serikat, Selasa (9/8/2022). Reuters/Evelyn Hockstein/aww/djo

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Arab Saudi menolak kritik “tidak berdasarkan fakta” terhadap keputusan OPEC+ untuk memangkas target produksi minyaknya meskipun ada keberatan dari Amerika Serikat (AS), dan mengatakan pada Kamis (13/10) bahwa permintaan Washington untuk menunda pemotongan selama sebulan akan berdampak negatif.

Gedung Putih menolak hal itu pada Kamis (13/10), dengan mengatakan pihaknya memberi Saudi analisis yang menunjukkan pemotongan itu dapat merugikan ekonomi dunia, dan menuduh Saudi menekan anggota OPEC lainnya dalam pemungutan suara, demikian dikutip dari Antara, Jumat (14/10).

Pejabat dari kedua negara diperkirakan akan segera membahas situasi tersebut. Perselisihan ini telah menambah apa yang telah menjadi periode hubungan dingin bagi kedua negara, yang telah memiliki aliansi energi-untuk-keamanan selama beberapa dekade.

OPEC+, kelompok produsen yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus sekutu termasuk Rusia, pekan lalu mengumumkan pengurangan 2 juta barel per hari untuk target produksinya setelah berminggu-minggu dilobi pejabat AS menentang langkah tersebut.

Langkah itu dilakukan meskipun pasar bahan bakar tetap ketat, dengan persediaan di negara-negara ekonomi utama pada tingkat yang lebih rendah daripada ketika OPEC telah memangkas produksi di masa lalu.

Pemotongan OPEC+ telah menimbulkan kekhawatiran di Washington tentang kemungkinan harga bensin yang lebih tinggi menjelang pemilihan paruh waktu AS November, dengan Demokrat berusaha mempertahankan kendali mereka atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.

Presiden AS Joe Biden berjanji awal pekan ini bahwa “akan ada konsekuensi” untuk hubungan AS dengan Arab Saudi setelah langkah OPEC+.

Ditanya pada Kamis (13/10) tentang situasi selama perjalanan ke Los Angeles, Biden mengatakan kepada wartawan, “Kami akan berbicara dengan mereka.”

Keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan dan permintaan dan ditujukan untuk membatasi volatilitas pasar, kata kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/10).

Pernyataan kementerian luar negeri Saudi merujuk pada konsultasi dengan Amerika Serikat sebelum pertemuan OPEC+ 5 Oktober di mana mereka diminta untuk menunda pemotongan selama sebulan.

“Kerajaan mengklarifikasi melalui konsultasi berkelanjutan dengan pemerintah AS bahwa semua analisis ekonomi menunjukkan bahwa menunda keputusan OPEC+ selama sebulan, menurut apa yang telah disarankan akan memiliki konsekuensi ekonomi negatif,” kata pernyataan kementerian luar negeri Saudi.

Amerika Serikat menuduh Arab Saudi bersujud ke Moskow, yang menolak pembatasan Barat atas harga minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.

“Kami memberikan analisis kepada Arab Saudi untuk menunjukkan bahwa tidak ada basis pasar untuk memangkas target produksi, dan bahwa mereka dapat dengan mudah menunggu pertemuan OPEC berikutnya untuk melihat bagaimana perkembangannya,” kata juru bicara Gedung Putih Jack Kirby dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa negara-negara OPEC lainnya mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa mereka merasa “dipaksa” untuk mendukung keputusan Saudi.

Pernyataan kementerian luar negeri Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan “konteks ekonomi murni” dari pemotongan minyak. Permintaan minyak telah melemah di seluruh dunia, dengan OPEC, Departemen Energi AS, dan Badan Energi Internasional semuanya menurunkan perkiraan untuk permintaan 2023 minggu ini.

Namun, IEA pada Kamis (13/10) menambahkan bahwa langkah OPEC dapat memperburuk permintaan, dengan mengatakan “harga minyak yang lebih tinggi dapat membuktikan titik kritis bagi ekonomi global yang sudah di ambang resesi.”

Pernyataan Saudi mengatakan kerajaan memandang hubungannya dengan Amerika Serikat sebagai “strategis” dan menekankan pentingnya saling menghormati. Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mengeluarkan pernyataan untuk mendukung komentar Arab Saudi yang memuji upaya kerajaan untuk melindungi pasar dari volatilitas.

Dalam penelitian pekan lalu, Goldman Sachs mengatakan dalam 25 tahun terakhir OPEC tidak pernah memangkas produksi ketika persediaan di negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan – yang terdiri dari 38 ekonomi terkaya di dunia – sangat rendah.

Stok OECD saat ini 8,0 persen di bawah rata-rata lima tahun mereka. Namun, mereka mencatat bahwa OPEC mengurangi produksi selama periode permintaan yang lemah. (mg2)

Tags: Amerika SerikatArab SaudiminyakOPEC
Previous Post

Bank-Bank Sentral Asia Didesak Perketat Kebijakan Moneter

Next Post

Lesti Kejora Cabut Laporan Kasus KDRT

Related Posts

udang
Ekonomi

Lobster Air Tawar Jadi Alternatif di Tengah Lesunya Harga Ikan Konsumsi

Jumat, 7 November 2025 - 01:08
oppo
Ekonomi

OPPO Find X9 Series Resmi di Indonesia, Studio Profesional di Genggaman

Kamis, 6 November 2025 - 23:33
BYD
Ekonomi

BYD Perkuat Dominasi di Pasar EV, Ekspansi ke Indonesia Timur Lewat GIIAS Makassar 2025

Kamis, 6 November 2025 - 22:46
pgn
Ekonomi

Dukung Program MBG, Peran Pasokan Energi PGN Raih National Priority Support Award

Kamis, 6 November 2025 - 21:41
syariah
Ekonomi

Dua Tahun Allianz Syariah Terapkan Maqasid Syariah: Kompas Perlindungan Tahap Kehidupan

Kamis, 6 November 2025 - 20:47
CARDEA
Ekonomi

Perluas Daya Jangkau, CARDEA Physiotheraphy & Pilates Buka Cabang ke-6 di Puri Jakarta

Kamis, 6 November 2025 - 19:32
Next Post
lesti

Lesti Kejora Cabut Laporan Kasus KDRT

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    970 shares
    Share 388 Tweet 243
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    681 shares
    Share 272 Tweet 170
  • Persijap vs Malut United: Lini Belakang Bermasalah, Laskar Kalinyamat Harus Dispilin

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    670 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Peserta TKA Siaran Langsung di Medsos, Kemendikdasmen: Sudah Ditindak Pengawas

    663 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.