INDOPOSCO.ID – Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Maman Abdurrahman menilai peralihan tata kelola Blok Rokan di Provinsi Riau, bukan merupakan prestasi bagi Pertamina.
Alasannya, aset negara stagnan atau tidak bertambah meski Blok Rokan sudah dikelola Pertamina. Kendati demikian, perlu diapresiasi atas usaha Pertamina dalam mengambil langsung pengelolaan energi minyak.
“Pertamina akhirnya mampu mengambil Blok Rokan, namun ini bukan sebuah prestasi. Karena tantangannya besar,” katanya, pada Diskusi Publik dengan tema “Revitalisasi Aset PT Pertamina: Mewujudkan Pelayanan Publik yang Efektif dan Berkeadilan, yang diselenggarakan oleh The Indonesian Sinergy bekerja sama dengan National Youth Council (NYC) Indonesia, Jumat (13/8/2021), secara virtual.
Turut hadir sebagai narasumber Komisioner Ombudsman RI, Hery Susanto; Manager Aset dan Business Initiative PT Pertamina (Persero), Mendi Gergasi dan Pengamat Kebijakan Publik, Lukman Malanuang. Sedangkan moderator pada acara ini Direktur Eksekutif The Indonesian Sinergy yang juga Chairman National Youth Council (NYC) Indonesia, Tantan Taufik Lubis.
Maman menyebutkan, tantangan Pertamina dalam mengelola Blok Rokan tidak mudah. Mengingat, kebutuhan Indonesia 700 barel perhari. Sedangkan, produksi Blok Rotan hanya 170 sampai 180 barel perhari.
“Pertamina harus serius menjaga Blok Rokan. Karena dapat jadi malapetaka buat Pertamina kalau tidak dapat mengelola dan akan berdampak pada postur anggaran kita,” terangnya.
Di sisi lain, pihaknya kurang sepakat dengan Pertamina yang akan membangun kilang baru. Menurutnya, lebih baik Pertamina mencari kilang baru di luar negeri dan mencari sumber-sumber minyak baru.
“Saya termasuk orang yang tidak setuju membangun kilang, saya lebih setuju Pertamina mencari kilang dan akuisisi. Itu lebih cepat,” ujar Maman. (son)








