• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Proses Seseorang Jadi Radikal Sangat Rumit

Redaksi Editor Redaksi
Kamis, 8 April 2021 - 12:46
in Nasional
indoposco

Ilustrasi

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Dosen Hukum Pidana yang juga Peneliti Pusat Studi HAM Unair Surabaya Amira Paripurna mengatakan untuk memberantas kejahatan khususnya terorisme memang tidak mudah. Sebab, terorisme karakternya berbeda dengan kejahatan lainnya.

“Memang tidak mudah, apalagi terorisme yang memiliki karakter yang berbeda dengan kejahatan lainnya. Bekerja dalam sel-sel, ada jaringan tertentu, terorganisir, dan berkaitan dengan ideologi,” ujar Amira saat dihubungi INDOPOSCO, Kamis (8/4/2021).

BacaJuga:

AFS GFLN 2025, Jalan Sunyi Pelajar Daerah Menuju Panggung Dunia

Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun

Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih

“Nah sel-sel ini bisa seolah-olah tampak sudah hilang, dormant, atau mati. Tantangan lainnya juga munculnya model-model serangan teroris yang bersifat lone wolf, ini lebih sulit lagi dideteksi,” sambungnya.

Lebih lanjut Amira menjelaskan, proses seseorang menjadi radikal itu sangat rumit. Dia lebih memilih menggunakan istilah ekstremisme. Sebab, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan situasi demokrasi saat ini, dia akan mencari ideologi lain atau menjadi ekstrem sehingga melakukan kekerasan.

“Bisa karena alasan personal atas ideologi yang dipilihnya, karena ada propaganda politik yang menarik. Bisa juga pengaruh kekecewaan terhadap situasi politik, etika para elit politik yang buruk. Sehingga menyebabkan publik menjadi apatis, kecewa, tidak percaya, terhadap demokrasi dan menjadikan radikalisme/ektremisme sebagai jalan alternatif,” ungkapnya.

“Kenapa menjadi tidak percaya demokrasi bisa jadi karena ada penegakan hukum yang tidak konsisten, penegakan hukum yang tebang pilih. Situasi ini memang sangat kompleks,” imbuhnya. (yah)

Tags: Paham RadikalismeRadikalisme
Berita Sebelumnya

Pemerintah Harus Berhitung Untung Rugi Ibu Kota Baru

Berita Berikutnya

BRI Terima Penghargaan The Best CEO dan Best Innovative Company pada iNews Maker Awards 2021

Berita Terkait.

pelajar
Nasional

AFS GFLN 2025, Jalan Sunyi Pelajar Daerah Menuju Panggung Dunia

Minggu, 21 Desember 2025 - 11:16
menkop
Nasional

Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun

Minggu, 21 Desember 2025 - 09:05
lpdb
Nasional

Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih

Minggu, 21 Desember 2025 - 08:51
176624120043187286337033472369933
Nasional

OJK: Pertumbuhan Kredit 2026 Diproyeksikan Sedikit Naik Dibanding 2025

Minggu, 21 Desember 2025 - 06:11
17662367303551538550684285634973
Nasional

Yusril: Presiden Prabowo Setujui Perumusan PP soal Reformasi Polri

Minggu, 21 Desember 2025 - 05:17
1766241431004854418450010564509
Nasional

BNPB Laporkan Jumlah Pengungsi Bencana Sumatera Berkurang

Minggu, 21 Desember 2025 - 03:16
Berita Berikutnya
indoposco

BRI Terima Penghargaan The Best CEO dan Best Innovative Company pada iNews Maker Awards 2021

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.