Duet Anies-Cak Imin, Jadi Sejarah Pertemuan Dua Entitas Politik Islam

INDOPOSCO.ID – Deklarasi Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi bakal Capres dan Cawapres 2024 mendapat apresiasi dari Direktur Eksekutif Center for Strategic Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari yang menyebut sebagai peristiwa sejarah pertemuan dua entitas politik Islam.
“Sebuah peristiwa politik yang menggabungkan 2 entitas politik Islam, yakni Islam Moderat dan Islam Tradisional terpampang ketika deklarasi Anies-Cak Imin,” kata Sholeh kepada INDOPOS.CO.ID, Senin (11/9/2023).
Ia menjelaskan, peristiwa politik yang menjadi sejarah perpolitikan nasional ini, karena selama ini koalisi yang menggambarkan Ke-Indonesiaan selalu antara kelompok nasionalis dengan kelompok agamis.
“Jadi belum pernah terjadi persatuan dua kelompok dalam jalur agamis secara langsung,” jelasnya.
Kata Sholeh, mungkin Anies Baswedan bisa disebut juga berasal dari sisi nasionalis, namun sejak Pikada Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu, Anies labih dikenal sebagai bagian dari kelompok Islam Moderat.
“Penyatuan dua entitas agamis yang selama ini dianggap tidak akan pernah terjadi, ternyata pada Pilpres 2024 mendatang dapat kita saksikan,” tuturnya.
Ia pun menegaskan bahwa kekuatan Islam tradisional yang dimaksud adalah kelompok Nadhlatul Ulama (NU) yang tentunya menjadi basis massa dari PKB.
“Maka bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan adalah sebuah ‘plot twist’ yang membuat terpana dan membuat koalisi capres lainnya, seperti Kubu Prabowo dan Ganjar Pranowo menjadi gelagapan,” cetusnya.
Karena jika menilik kekuatan dari parpol pendukung, Ganjar Prabowo tinggal berharap dari pendukung PPP untuk meraih simpati dari pemilih NU.
“Tetapi PPP sendiri sedang tidak baik-baik saja, dalam berbagai survei partai yang didirikan oleh NU itu bahkan belum melewati ambang batas parlemen 4 persen,” tandasnya.
Situasi yang sama juga dirasakan kubu Prabowo Subianto, yang salah satu parpol pendukungnya adalah PAN yang memiliki ceruk suara dari sisi Islam Moderat.
“Namun menurut berbagai lembaga survei, pemilih PAN sebagian besar lebih condong ke Anies Baswedan. Sehingga Sulit bagi PAN untuk mempertahankan pemilihnya jika tidak ikut dalam gerbong Anies Baswedan,” imbuhnya.
“Terlebih jika PKS tetap berada dalam koalisi Anies-Cak Imin maka akan menjadi dampak luar biasa dalam gerbong Koalisi Perubahan ini,” pungkasnya menambahkan. (dil)