Olahraga

Gantung Sepatu, Maman Abdurahman Akhiri Dua Dekade Lebih Kiprah dengan Warisan Gemilang

INDOPOSCO.ID – Setelah lebih dari dua dekade mengawal lini pertahanan berbagai klub di tanah air, Maman Abdurahman resmi menggantung sepatu. Pada usia 43 tahun, sang legenda mengumumkan pensiunnya pada Rabu (18/6/2025), mengakhiri 24 tahun perjalanan penuh peluh dan prestasi dalam dunia sepak bola Indonesia.

“Sepak bola telah memberikan saya banyak hal. Dari pahitnya kekalahan hingga manisnya kemenangan,” ujar Maman seperti dikutip dari PT Liga Indonesia Bersatu (LIB), Jumat (20/6/2025).

Pernyataan itu bukan sekadar refleksi, tapi juga gambaran tentang betapa sepak bola telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Kariernya tak hanya panjang, tetapi juga penuh warna.

“Tapi yang paling berharga adalah kenangan dan pengalaman yang saya dapatkan selama 24 tahun karier saya. Saya bangga menjadi bagian dari sepak bola Indonesia,” tutur pemain kelahiran 12 Mei 1982 itu.

Perjalanan Maman dimulai di Persijatim Solo FC pada 2001. Setelah itu, ia menjelajah ke berbagai klub seperti PSIS Semarang, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persita Tangerang, Persija Jakarta, hingga akhirnya menutup karier di PSPS Riau. Di setiap tim, ia dikenal sebagai bek tangguh yang nyaris tak tergantikan.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua klub yang pernah saya bela, terutama keluarga saya yang selalu mendukung saya. Terima kasih atas perjalanan yang luar biasa ini,” ujar Maman penuh syukur.

Karier Maman mencapai puncaknya pada 2018 saat membawa Persija Jakarta meraih gelar juara Liga 1. Sebelumnya, ia juga pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia 2006 saat memperkuat PSIS Semarang.

Tak hanya itu, dua gelar turnamen bergengsi yakni Piala Presiden 2018 dan Piala Menpora 2021 turut menjadi bagian dari koleksi prestasinya bersama Macan Kemayoran.

Di level internasional, Maman juga pernah menjadi andalan Timnas Indonesia. Ia mencatat 30 penampilan antara 2004 hingga 2013, termasuk partisipasi penting di final Piala AFF 2010 saat menghadapi Malaysia.

Maman menutup kisahnya bersama PSPS Riau di Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025. Meski gagal membawa klub asal Pekanbaru itu promosi ke Liga 1 usai kalah dari Persijap Jepara di babak play-off, kiprah Maman tetap jadi catatan penting, ia mengangkat moral tim dan menjadi pemimpin di lapangan hingga akhir.

Kini, sepak bola Indonesia kehilangan salah satu bek terbaik yang pernah dimilikinya. Namun warisan Maman, baik dalam bentuk permainan, kepemimpinan, maupun semangat profesionalisme akan terus hidup di setiap lapangan tempat ia pernah menginjakkan kaki. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button