Perbakin Optimistis Diplomasi Oktohari soal Diskresi Karantina Atlet Berbuah Positif

INDOPOSCO.ID – Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) optimistis usulan diskresi atlet dari luar negeri yang sedang diperjuangkan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI)/National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari akan menghasilkan hasil positif.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Perbakin Hendry Oka, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/1), mengapresiasi kerja keras yang sudah dilakukan Okto, teguran Raja Sapta Oktohari, untuk dunia olahraga Indonesia.
Menurut ia, kemampuan kebijaksanaan Okto telah terjamin sehingga sukses membantu Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) terbebas dari sanksi Badan Anti- Doping Dunia (WADA) dan Merah Putih dapat berkibar lagi.
“Perjuangan NOC Indonesia di bawah pimpinan Pak Okto sangat besar. Usaha mereka untuk memajukan olahraga sangat maksimal, mulai dari menyelesaikan sanksi WADA terhadap LADI,” tutur Oka, dikutip dari Antara.
Selanjutnya, tutur ia, terkait usulan diskresi karantina pelaku olahraga dari luar negeri yang sedang diperjuangkan NOC Indonesia juga diharapkan menghasilkan hasil yang manis.
Baca Juga : ZA Penyerang Mabes Polri Punya KTA Basis Shooting Club, Perbakin: Sudah Lama Bubar
“Dunia olahraga butuh diplomasi tingkat tinggi seperti yang dilakukan Pak Okto, terutama terkait kebutuhan diskresi karantina bagi pelaku olahraga agar dapat terealisasi. Kami percaya beliau dapat menyuarakan aspirasi ini,” ucap Oka.
Diakui Oka, Perbakin memerlukam diskresi karantina atlet karena 3 pekan lagi mereka akan menjadi tuan rumah ISSF Grand Prix Rifle/Pistol di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta.
Sampai saat ini, Perbakin masih berjuang agar seluruh atlet, pelatih, ofisial dan delegasi dari luar negeri yang datang bisa mendapatkan diskresi karantina.
Oka pun berlega hati NOC Indonesia berkenan menampung harapan federasi olahraga nasional untuk mengusulkan adanya diskresi karantina bagi pelaku olahraga.
Bahkan, usulan tersebut langsung ditindaklanjuti Menpora Zainudin Amali dengan mengadakan rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, BNPB dan perwakilan federasi olahraga nasional.
“Bagi Perbakin, diskresi karantina sangat diperlukan. Apalagi, kami berencana menggelar Grand Prix yang menjadi tolak ukur ISSF (Federasi Menembak internasional) agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia,” tutur Oka.
Ia juga menegaskan berartinya ajang tersebut karena menjadi acuan guna melihat kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah World Cup.
“Izinkan kami mendapat kabar bahagia yang sempurna. Jika diskresi karantina untuk pelaku olahraga bisa direaliasikan segera, terutama di Grand Prix, kegembiraan kami terasa lengkap,” pungkas Oka.
Dalam paparan di depan Menpora, Okto menyampaikan kebijakan karantina yang panjang bagi pelaku olahraga sangat memengaruhi kesegaran atlet, terlebih atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang berlatih dengan biaya APBN.
Dalam kesempatan tersebut, Okto juga mengusulkan diberlakukan sistem gelembung atau bubble agar para pelaku olahraga yang datang dari luar negeri, baik WNI yang baru kembali menjalani tryout dari luar negeri maupun atlet, ofisial dan delegasi WNA dapat menggunakan sistem tersebut.
“Sebenarnya sistem bubble tidak terlalu sulit. Sudah terbukti di Olimpiade Tokyo berhasil diterapkan. Untuk Grand Prix, kami rencananya akan tinggal di hotel yang berada di samping lapangan tembak. Kami akan beri jalur akses jalan dan memastikan area itu steril sehingga sistem bubble ini bisa berjalan baik,” tegas Okto.(mg4)