Nusantara

Setahun Program SLV Apical Group di Kutai Timur, Latih 459 Petani Kelapa Sawit

INDOPOSCO.ID – Program Sustainable Living Village (SLV) Apical Group yang dilaksanakan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menandai tonggak pencapaian signifikan di tahun pertama pelaksanaannya. Dari sosialisasi yang menjangkau ratusan warga, penanaman pohon dalam skala besar, hingga pelatihan petani kelapa sawit, inisiatif ini telah menunjukkan dampak nyata di tiga desa binaan yang terletak di Kecamatan Bengalon, yaitu Desa Tepian Indah, Desa Tepian Langsat, dan Desa Tepian Makmur.

Dirancang dengan pendekatan holistik, program ini berfokus pada empat prioritas utama, yaitu meningkatkan ketahanan mata pencaharian masyarakat melalui pemberdayaan, mempromosikan perlindungan dan konservasi hutan, mendorong transformasi rantai pasok, serta memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan.

Salah satu fokus utama program SLV adalah perlindungan lingkungan melalui upaya penghijauan yang konsisten. Sebagai bagian dari target jangka panjang untuk menanam 90.000 pohon dalam tiga tahun, Apical Group telah berhasil menanam 30.000 pohon sepanjang tahun pertama.

Inisiatif ini berlanjut pada 9 Juli 2025 dengan penanaman 2.000 pohon tambahan untuk membuka tahun kedua. Kegiatan ini melibatkan 83 peserta dari berbagai unsur, termasuk dinas pemerintah, aparat desa, masyarakat, serta beberapa supplier Apical Group, seperti PT Bima Palma, PT Anugrah Energitama, dan PT Kutai Balian Nauli.

“Kami tidak hanya berhasil memenuhi target tahun pertama, tetapi justru melampauinya. Dari penanaman 30.000 pohon hingga pelatihan ratusan petani kelapa sawit, ini mencerminkan besarnya komitmen dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan desa yang berkelanjutan.” ujar CSR Manager Apical Group Agus Wiastono. “Capaian ini menjadi fondasi kuat bagi langkah kami ke depan untuk menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya” tambahnya.

Selain aksi lingkungan, program ini juga memberikan perhatian besar pada peningkatan kapasitas petani kelapa sawit. Sepanjang tahun pertama, sebanyak 459 petani swadaya telah mengikuti pelatihan Best Management Practices (BMP), jauh melampaui target awal sebanyak 150 petani. Tahun kedua dimulai dengan pelatihan lanjutan di Desa Tepian Indah pada 8 Juli, di mana 26 petani mempelajari teknik memilih bibit unggul dan metode pembibitan sawit yang tepat bersama mitra utama Earthworm Foundation.

Kemajuan juga terlihat dalam aspek legalitas. SLV turut mendampingi petani untuk memperoleh Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) sebagai pengakuan formal atas usaha mereka. Hingga kini, sebanyak 88 STDB telah diserahkan dari target 500 selama tiga tahun pelaksanaan. STDB ini penting untuk memberikan akses pembiayaan dan mendukung proses sertifikasi keberlanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Mendukung keberlanjutan ekonomi, program SLV juga mengembangkan alternatif mata pencaharian. Salah satu dari dua demonstration plot (demplot) kakao telah selesai dibangun dan mulai difungsikan sebagai lahan percontohan budidaya kakao yang baik.

Secara keseluruhan, seluruh rangkaian kegiatan dalam program SLV menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak hanya berbicara tentang pelestarian lingkungan, tetapi juga menyentuh langsung kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Program SLV di Kutai Timur menjadi perwujudan nyata dari filosofi 5C Apical Group—Community, Country, Climate, Customer, dan Company—yang mendorong sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun desa yang tangguh serta masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (srv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button