Nusantara

Hadapi Musim Kemarau, BPBD NTB Sarankan Ini ke Petani

INDOPOSCO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau yang kini melanda sebagian besar wilayah itu.

“Antisipasi penanganan kekeringan melalui efisiensi air pertanian dengan tanaman palawija,” kata Kepala BNPB NTB Ahmadi seperti dikutip Antara, Kamis (19/9/2024).

Palawija merupakan alternatif tanaman pangan saat musim kemarau untuk mengisi lahan persawahan yang kini mulai mengalami keterbatasan air akibat terdampak kekeringan.

Selain tak banyak membutuhkan banyak air, komoditas palawija berupa kacang-kacangan ataupun umbi-umbian semusim juga memiliki masa tanam yang lebih singkat.

Merujuk data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, musim kemarau saat ini menyebabkan sekitar 10 ribu hektare lahan pertanian di Nusa Tenggara Barat mengalami kekeringan.

Lahan pertanian yang terdampak kekeringan itu terletak di Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur, dan Lombok Tengah.

Ahmadi menuturkan langkah antisipasi penanganan kekeringan lainnya juga dilakukan melalui distribusi air bersih bagi masyarakat yang tidak punya sumber air perpipaan dan air tanah.

Bahkan, distribusi air bersih juga dilakukan ke pulau-pulau kecil. Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyebutkan ada 401 pulau-pulau kecil yang mendukung keberadaan dua pulau besar di Nusa Tenggara Barat, yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

“Kami juga menyiapkan anggaran belanja tak terduga (BTT) distribusi air bersih pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan swasta,” kata Ahmadi.

BPBD NTB menyebutkan dari 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat sudah ada sembilan daerah yang menetapkan tanggap darurat bencana kekeringan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi kekeringan di Nusa Tenggara Barat bakal meluas karena puncak musim kemarau masih berlangsung pada September 2024.

Pada dasarian II September 2024 (11-20 September) potensi hujan di wilayah Nusa Tenggara Barat sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara Barat. (wib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button