Khawatir Elektabilitas Turun, Wali Kota Siap Putus Kerja Sama Sampah Tangsel Jika Merugikan Warga

INDOPOSCO.ID – Wali Kota Serang Syafrudin mengaku rela memutuskan kerja sama pembuangan sampah dari Tangerang Selatan (Tangsel), jika diminta warga.
Ia menyatakan, jika warga resah dan merasa dampak kerja sama pembuangan sampah itu sedikit manfaat, maka tidak ada rasa keberatan untuk diputus usai bulan Desember 2021.
“Kalau pak RT nggak setuju, Desember saya putus nggak apa-apa. Jangan sampai elektabilitas saya hancur,” katanya saat memberikan sambutan di pencairan kompensasi sampah Tangsel, Senin (22/11/2021).
Pria yang kerap disapa Kang Syaf itu menuturkan, semua anggaran yang masuk dari kerja sama pembuangan sampah Tangsel, akan dikembalikan lagi kepada masyarakat Cilowong melalui pembangunan.
“Dari kerja sama ini semua masuknya ke Cilowong. Kompemsasi, pekerjaan jalan. Kecuali Cilowong sudah selesai, ini mah belum selesai,” tuturnya.
Ia menjelaskan, rangkaian kerja sama pembuangan sampah sudah dilakukan sejak tahun 2020. Namun baru terealisasi pada September 2021.
Artinya, kerja sama itu dilakukan berdasarkan kajian yang matang dari Pemkot Serang dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang.
“Ada 14 item (poin kerja sama sampah dengan Tangsel), termasuk pendidikan, wisata. Karena dibolehkan hubungan antara pemda itu dibolehkan pemerintah pusat,” jelasnya.
Menurutnya, untuk melakukan pembenahan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cilowong, membutuhkan dana ratusan miliar. Pemkot Serang tidak akan mampu memikul beban biaya tersebut. Maka, dilakukanlah kerja sama pembuangan sampah untuk melakukan perbaikan TPAS Cilowong.
“Perbaikan cilowong itu harus menggunakan anggaran beratus-ratus miliar, gimana gak akan longsor. Tidak akan mampu Pemkot Serang, kalau mampu pasti bertahun-tahun,” paparnya.
Selain itu, pihaknya berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang dapat melakukan inovasi untuk mengurai, mengolah, atau mendaur ulang sampah.
Sehingga, sampah yang masuk dapat diurai dan tidak lama dibiarkan menumpuk begitu saja. Harus ada pemanfaatan lain guna menimbulkan nilai ekonomis.
“Kami berpikir sampah sehari ke sini, sudah hangus seolah tidak ada sampah. Diolah jadi pupuk, gas. Jadi tidak ada efek ke mana-mana. Saya berharap masyarakat sejahtera. Sampah itu juga ada nilai ekonomisnya,” pungkasnya. (son)