Kebakaran Hutan di Kalsel, Habitat Orang Utan Terancam

INDOPOSCO.ID – Habitat orang utan (Pongo Pygmaeus) di kawasan hutan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, dikhawatirkan akan rawan akibat peristiwa kebakaran hutan di wilayah tersebut.
Kepala Desa Murung Panggang Supian Noor, mengatakan kebakaran hutan di wilayahnya bisa mengusik habitat orang utan bila tidak secepatnya dilakukan penanaman kembali.
“Dulu kawasan hutan membentang hijau kini menjadi gersang akibat kebakaran lahan,” ujar Supian, di Amuntai, Selasa.
Kebakaran lahan di desanya 2021 memanglah mulai berkurang, padahal untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, telah dilakukan pengeboran beberapa sumur, namun karena intensitas kebakaran berkurang sehingga keberadaan sumur kurang termanfaatkan.
Terkait kebakaran hutan di kawasan habitat orang utan itu, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan belum mengenali secara tentu berapa luas areal yang terbakar dan belum menemukan keberadaan orang utan.
“Kita juga belum menemukan secara langsung orang utan, hanya berupa sarangnya saja serta informasi dari warga desa yang pernah melihat dan mendokumentasikan dengan video,” ucap Kepala Seksi Konservasi SDA dan Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Supian.
Namun, berdasarkan jumlah sarang yang ditemukan selama kegiatan observasi bersama pihak Bapelitbangda dan Dinas Pertanian Hulu Sungai Utara memperkirakan jumlah orang utan di Desa Kayakah dan Murung Panggang sebanyak 15 ekor.
Ia berharap ke depan akan membentuk forum kolaborasi untuk pengelolaan kawasan ekosistem esensial di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
“Alhamdulillah, sudah terbentuk Forum gabungan pelindung, pelestarian dan penjaga orang utan di Desa Kayakah untuk menjaga kelestarian satwa langka,” ungkapnya.
Ekosistem orang utan di Kabupaten HSU berada di satu hamparan (lanscape) yang sama dengan ekosistem orang utan yang ada di Desa Talan Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong.
Habitat orang utan di Hulu Sungai Utara diperkirakan sudah lama, hanya saja belum terekspose. Namun, dugaan lain bahwa hewan ini pindah dari habitatnya awal dari Kalimantan Tengah yang telah rusak.
Wakil Bupati Hulu Sungai Utar, H Husairi Aku, menambahkan perlunya dukungan semua pihak ikut serta dari pemerintah, pihak swasta hingga masyarakat setempat dalam menjaga kawasan ekosistem esensial bagi satwa yang berada disitu.
“Menjaga pengelolaan kawasan ekosistem esensial perlu adanya komitmen bersama semua pihak,” ujarnya.
Bagi Husairi, adanya temuan orang utan di Hulu Sungai Utara menjadi tahap strategis, karena berkaca dengan daerah lain kawasan ekosistem esensial tidak hanya sebagai tempat kawasan menjaga keseimbangan alam saja, namun juga peningkatan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada 2015 dan 2019 dikhawatirkan telah mengusik ekosistem orang utan di kawasan Desa Kayakah dan Desa Murung Panggang Kecamatan Amuntai Selatan. (mg4)