Nusantara

Selain di Pandeglang, Proyek Toilet Sekolah di Kota Serang Juga Disoal

INDOPOSCO.ID – Dugaan penggelembungan (mark up) anggaran pembangunan toilet sekolah ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Pandeglang. Pembangunan toilet sekolah di Kota Serang ternyata anggarannya jauh lebih besar yakni Rp 134 juta per unit.

Berdasarkan data yang ditampilkan situs Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) terdapat 19 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang mendapat kucuran anggaran sebesar Rp134 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK), untuk membangun toilet.

Pegiat antikorupsi selaku Direktur Eksekutif Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik (ALIPP), Uday Suhada, ketika dihubungi, indoposco.id, Selasa (31/8/2021) menjelaskan, persoalan dugaan mark up pembangunan toilet ternyata tidak hanya terjadi di Pandeglang.

Ia mengatakan, pihaknya juga mendapat data pembangunan toilet sekolah di Kota Serang yang anggarannya jauh lebih besar dari Pandeglang.

“Program pembuatan toilet tersebut sebenarnya bagus. Namun yang menjadi persoalan ialah besaran anggaran untuk setiap toilet. Anggaran sebesar Rp134 juta per unit, sangat janggal. Ini salah satu bentuk pemborosan di tengah situasi pandemi seperti ini,” ujar Uday.

Menurutnya, saat ini masyarakat tengah menjerit akibat pandemi Covid-19. Sayangnya, jeritan tersebut malah diperparah dengan tidak tepatnya penggunaan anggaran, termasuk anggaran yang di-refocusing.

“Dari proses perencanaannya sudah tidak benar. Dari Rp134 juta itu, saya kira bisa menyelesaikan satu unit bangunan rumah, bukan toilet,” katanya.

Uday menegaskan, sudah sepatutnya para pengambil kebijakan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap program pembangunan tersebut.

“Kondisi toilet yang sudah selesai dibangun jauh dari yang dibayangkan dengan besaran anggaran sebesar itu. Karena disinyalir ini kan ada 19 titik yang biasanya dilaksanakan dengan cara swakelola oleh pihak sekolah. Seperti halnya di Kabupaten Pandeglang, ini dikerjakan oleh pihak ketiga, ini kondisinya jauh dari yang kita bayangkan toilet itu seperti apa,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan, kata Uday, toilet sekolah itu ada beberapa yang telah selesai dibangun. Namun masih belum bisa digunakan. Sebab, tidak ada air yang mengalir dan kondisi toilet masih berantakan.

Kalau dilihat dari spesifikasi bangunan, lanjut Uday, mulai dari keramik hingga ke spesifikasi barang-barang seperti urinoir, semuanya standar. (dam)

Back to top button