Jadi Pusat Kota Jasa dan Wisata, Bandung Raya Siap Hadapi Ledakan Penduduk

INDOPOSCO.ID – Dalam 20 tahun terakhir, Kawasan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung dan Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang berkembang pesat sebagai kota jasa dan wisata.
Dengan kondisi tersebut, pengelolaan wilayah Bandung Raya harus mengedepankan keamanan, kenyamanan, dan berkelanjutan.
“Penataan dan pembangunan Bandung Raya membutuhkan sinergi dari seluruh pemda dan stakeholder,” ujar Direktur Jenderal Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA dalam keterangan, Kamis (1/7/2021).
Beberapa permasalahan yang kerap dihadapi wilayah perkotaan, menurutnya, adalah penataan ruang, pengelolaan sampah, sumber daya air, lahan kritis, dan transportasi. Oleh karenanya, Pemda di Kawasan Bandung Raya harus mengantisipasi ledakan jumlah penduduk dan masalah sosial yang kerap terjadi di kota besar.
“Kemajuan kota sering diikuti dengan tumbuhnya permukiman kumuh dan kemacetan. Ini akan menghambat pembangunan sumber daya manusia dan upaya menggerakkan roda perekonomian,” terangnya.
Dalam kajian Direktiorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, ada beberapa isu strategis dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung. Di antaranya mewujudkan Bandung Raya sebagai kota kelas.
“Kami minta pemda membuat rencana tata ruang yang baik, pemulihan sungai Citarum, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menyelesaikan masalah,” ucapnya.
Seluruh pemda di kawasan Bandung Raya harus mempunyai strategi dan mitigasi menghadapi ancaman gempa bumi dari sesar lembang.
“Kami ingin membuat Bandung Raya sebagai pusat perekonomian nasional, kebudayaan, pariwisata, kegiatan jasa, dan ekonomi kreatif berbasis pendidikan tinggi dan industri berteknologi tinggi,” ujarnya.
Untuk itu, dikatakan dia, perlu adanya peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta sarana dan prasarana perkotaan.
“Jadi pembangunannya tidak hanya difokuskan pada fisik perkotaan saja. Akan tetapi, harus meliputi pembangunan warga, budaya hidup, ekonomi, dan lingkungan hidup,” katanya. (nas)