Nusantara

BPBD Sebut Bencana Banjir di Pamekasan Perlu Penanganan Terintegratif

INDOPOSCO.ID – Bencana banjir di tiga pesantren di Pondok Pesantren Banyuanyar Barat dan Timur, Jawa Timur, perlu penanganan terintegratif. Karena musibah itu terjadi bukan intensitas hujan deras tetapi juga karena faktor lingkungan yang rusak akibat penebangan pohon tidak disertai peremajaan.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono mengatakan, bencana banjir yang terjadi di wilayah itu membutuhkan penanganan terintegratif, karena musibah itu terjadi bukan karena intensitas hujan deras tetapi juga karena faktor lingkungan yang rusak akibat penebangan pohon tidak disertai peremajaan.

”Simpulan ini, atas dasar hasil kajian sementara antara teman-teman BPBD Pemkab Pamekasan bersama Forum Relawan Penanggulangan Bencana Pamekasan,” kata Budi Cahyono pada Kamis (24/6) malam.

Banjir yang melanda Pamekasan itu, pada Kamis (24/6) itu menggenangi sejumlah wilayah, termasuk tiga pondok pesantren, yakni Pondok Pesantren Banyuanyar Barat dan Banyuanyar Timur di Desa Potoan, dan Pondok Pesantren Bata-Bata di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan.

Banjir di tiga pesantren itu terjadi, karena aliran air tersumbat, sedangkan hujan turun dengan deras.

Budi menuturkan, di Pondok Pesantren Banyuanyar Barat dan Timur mulai tergenang banjir sejak sekitar pukul 17.00 WIB dan ketinggian air di sekitar lingkungan pesantren sempat mencapai sekitar 1 meter lebih.

Kondisi yang sama juga terjadi Pondok Pesantren Bata-Bata. Hingga sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (24/6) genangan banjir di lokasi pesantren juga sudah surut dan aktivitas santri kembali normal seperti biasanya.

Menurut Budi, tim BPBD Pemkab Pamekasan yang memantau di lapangan menyebutkan, sebagaimana di Pondok Pesantren Banyuanyar, banjir di Bata-Bata juga karena ada saluran yang tersumbat.

Selain di tiga pondok pesantren yang terletak di Kecamatan Palengaan ini, genangan banjir akibat hujar deras juga terjadi di perumahan Bazar Pamekasan dan di beberapa titik di Kecamatan Kota Pamekasan. Antara lain di Kelurahan Bugih, serta Kelurahan Jungcancang. Bahkan ketinggian air akibat kiriman air dari wilayah pantura Pamekasan, mencapai 1,5 meter.

“Hasil pendataan tim lapangan menyebutkan, jumlah warga yang terdampak langsung banjir tersebut sebanyak 277 keluarga, dan yang terbanyak di Kelurahan Bugih, yakni sebanyak 233 keluarga,” kata Budi. (gin)

Back to top button