INDOPOSCO.ID – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang mengakui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih banyak kekurangan. Karenanya ia menekankan pentingnya tanggung jawab bersama antara pemerintah, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memperbaiki kelemahan di lapangan.
“Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama,” kata Nanik dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Nanik juga menyoroti sejumlah dapur mitra MBG yang dinilai belum memenuhi standar kelayakan. Namun, ia tak menyebutkan secara gamblang jumlah dan lokasinya.
“Dari Kuningan sampai NTB, saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak. Saat awal launching, dapur yang belum diepoksi tidak boleh jalan. Tapi sekarang, banyak dapur yang belum diepoksi tapi sudah beroperasi,” ujar Nanik.
Selain itu, ia berpesan agar seluruh unsur pelaksana saling mengingatkan dan menjaga integritas pelaksanaan salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu.
“Tolong saling mengingatkan, ahli gizi dan akuntan untuk mengawal menu ini,” imbuh Nanik.
Kekurangan program MBG berujung mencuatnya kasus keracunan penerima manfaat di sejumlah wilayah Indonesia. Berdasar catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), jumlah korban terbaru keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tercatat 1.084 orang.
Hal Itu dihimpun dari berbagai daerah Indonesia dari periode 6 – 12 Oktober 2025. “Dengan penambahan ini, total korban sejak awal tahun (2025, red) mencapai 11.566 anak,” ungkap Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji terpisah dalam keterangannya, Jakarta, Senin (13/10/2025).(dan)