Nasional

Palestina-Israel Sepakati Perdamaian, DPR RI: Namun Tetap Waspada Perdamaian Semu

INDOPOSCO.ID – Israel dan Palestina dikabarkan telah menyepakati perdamaian. Keputusan yang terjadi pada Rabu (8/10/2025) malam ini pun diapresiasi oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta.

Menurutnya, perjanjian perdamaian tahap I antara Hamas dan Israel ini capaian yang signifikan dalam negosiasi yang selama kerap menemui jalan buntu

“Kita bersyukur akhirnya tercapai kesepakatan antara Palestina dan Israel dengan mediator. Ini capaian yang signifikan dalam negosiasi tidak langsung antara Palestina dengan Israel,” ucap Sukamta dalam keterangannya kepada INDOPOSCO, Kamis (9/10/2025).

“Langkah awal menuju perdamaian sudah terlihat, meski perjalanan masih sangat panjang, karena perdamaian ini baru akan memasuki tahap I, yaitu pembebasan sandera, penarikan IDF ke garis-garis yang disepakati dan pembukaan blokade bantuan kemanusiaan,” sambungnya.

Namun, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan bahwa kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

“Jangan sampai ini menjadi ‘perdamaian semu’. Karena track record Israel selama ini tidak menginginkan perdamaian. Hampir selalu Israel mengkhianati kesepakatan gencatan senjata. Setiap upaya negosiasi juga hampir selalu digagalkan oleh Israel. Terakhir lalu Israel menyerang Doha Qatar, menarget negosiator Hamas yang sedang bernegosiasi untuk gencatan senjata dan mewujudkan perdamaian”, tegasnya.

Israel bersikeras menyingkirkan Hamas. Padahal, Hamas sendiri sudah menunjukkan sikap moderat. Mau berunding dan bernegosiasi. Bahkan Hamas sudah legowo jika tidak dilibatkan dalam pemerintahan, asalkan Palestina merdeka penuh.

Di dalam proposal perdamaian Trump, tidak disebutkan secara eksplisit terkait kemerdekaan Palestina. Akan fair jika kemerdekaan Palestina secara penuh juga menjadi klausul utama dalam kesepakatan.

Tidak fair jika Israel sudah merdeka, tapi Palestina tidak diakui kemerdekaannya secara penuh. Israel punya IDF, sedangkan Hamas diminta menyerahkan senjatanya tanpa kejelasan kemerdekaan Palestina, yang tentu sebagai negara merdeka Palestina akan memiliki tentara nasional, ini jelas tidak adil.

Selain itu, doktor Teknik Kimia lulusan Manchester, Inggris ini meminta pelibatan PBB secara maksimal dalam transisi perdamaian ini.

“PBB sebagai lembaga internasional harus dilibatkan secara maksimal, bukan hanya sebagai stempel,” ujarnya.

“Semoga kesepakatan yang ada ini bisa berhasil dalam melalui setiap tahapannya menuju perdamaian yang sejati dan kemerdekaan penuh Palestina. Kita semua harus terus mengawal ketat kesepakatan ini agar on the track”, pungkasnya.

Merujuk AFP, kesepakatan perjanjian awal atau tahap I ini berisi persetujuan Hamas untuk membebaskan sandera Israel, yang ditawan sejak 7 Oktober 2023. Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina.

Proses akan terjadi dalam 72 jam. Hamas mengatakan sandera hidup akan ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina.

“Hamas akan membebaskan 20 sandera hidup-hidup dalam fase pertama kesepakatan Gaza,” kata sumber Palestina.

Sebelumnya, Hamas menyandera 251 orang di Gaza, di mana 47 orang masih berada di sana, termasuk 25 orang yang menurut militer Israel telah tewas. Serangan pasukan Israel di Gaza sendiri telah menewaskan sedikitnya 67.183 orang.

Dalam persetujuan, Israel juga dikatakan akan membawa pasukannya mundur dari Gaza. Namun, belum diketahui batas garis posisi tentara Israel. (dil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button