Tekankan Pentingnya Kompetensi, Dekan FISIP UMJ: Wartawan Harus Jadi Penggerak Kebijakan Publik

INDOPOSCO.ID – Dunia jurnalistik terus bertransformasi, menyesuaikan diri dengan derasnya arus informasi di era digital. Dalam semangat menjaga profesionalisme pers, PT Indonesia Digital Pos (INDOPOSCO) berkolaborasi dengan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Universitas Muhammadiyah Jakarta (LUKW UMJ) menggelar UKW pada 4-5 Oktober 2025. Puluhan jurnalis dari berbagai media nasional ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung di kampus UMJ tersebut.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMJ, Prof. Dr. Evi Satispi, M.Si, dalam sambutannya menegaskan pentingnya UKW sebagai upaya menjaga kualitas dan integritas wartawan Indonesia.
“Alhamdulillah, kami dipercaya untuk menyelenggarakan uji kompetensi wartawan. Ini amanah besar. Kami ingin menghasilkan para wartawan yang benar-benar tersertifikasi dan kompeten,” ujar Prof. Evi dalam acara pembukaan UKW 2025 di Auditorium Kasman Singodimedjo FISI UMJ, Jl. KH Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sabtu (4/10/2025).
Prof. Evi mengingatkan, UMJ bukan kampus baru dalam kiprah pendidikan. “Yang belum tahu FISIP UMJ, universitas ini termasuk yang tertua di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), lahir pada 1955. Jadi, bukan hanya secara usia, tapi juga secara pengalaman, kami sudah banyak terlibat dalam penguatan kualitas sumber daya manusia,” katanya.
Menariknya, Prof. Evi menyoroti peran besar jurnalis dalam dinamika kebijakan publik di era digital. Menurutnya, jurnalis saat ini memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan.
“Jurnalis sekarang bisa menggoyangkan negara, bahkan bisa menggerakkan pemerintahan. Dari statement para wartawan, dari media sosial, semua bisa memengaruhi arah kebijakan. Pemerintah harus siap menghadapi tantangan itu,” tegasnya.
Sebagai pengajar kebijakan publik, Prof. Evi menekankan pentingnya kemampuan jurnalis memahami konteks kebijakan.
“Wartawan dan analis kebijakan itu sebenarnya mirip. Keduanya harus paham substansi isu yang diberitakan. Entah itu soal korupsi, gizi, atau masalah sosial lainnya, tugas wartawan bukan hanya melaporkan, tapi juga membuat publik paham,” ungkapnya.
Prof. Evi juga menyoroti salah satu kelemahan utama dalam kebijakan publik di Indonesia terletak pada lemahnya komunikasi.
“Banyak kebijakan gagal bukan karena substansinya, tapi karena tidak mampu disosialisasikan dengan baik. Nah, di situlah peran penting wartawan. Mereka harus bisa menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.
Prof. Evi menutup dengan refleksi tentang pentingnya kolaborasi antara akademisi dan insan pers dalam memperkuat literasi kebijakan publik.
“Kami di kampus banyak menulis jurnal tentang komunikasi kebijakan, sampai saya sering disangka profesor komunikasi kebijakan,” ujarnya sambil tersenyum.
“Tapi sesungguhnya, semua ini kembali pada satu hal, bagaimana pesan kebijakan bisa dipahami dan dirasakan oleh masyarakat,” tambahnya.
Di tengah derasnya arus informasi, UKW di UMJ bukan sekadar ujian formalitas. Prof. Evi menjadi ruang penyadaran bahwa profesi jurnalis bukan hanya soal menulis berita, tetapi tentang menggerakkan pikiran, membangun pemahaman, dan menjaga nadi kebenaran tetap berdetak di tengah kebisingan informasi.
Kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh INDOPOSCO bekerja sama dengan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Universitas Muhammadiyah Jakarta (LUKW UMJ) ini terselenggara atas dukungan Bank Mandiri, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Kementerian Agama RI, Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pertamina Hulu Rokan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PLN Indonesia Power, PT Patra Drilling Contractor, Pertamina International Shipping, BCA Syariah, PT Elnusa Tbk.
Kemudian, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Yayasan Samudera Indonesia Timur, PT United Tractors Tbk, PT Pertamina Patra Niaga, PAM JAYA, PT Kilang Pertamina Internasional, PT Bogasari, Perumda Dharma Jaya, PT Energi Mega Persada Tbk, PT Medco E&P Indonesia, Petronas, PT Elnusa Petrofin, Alfamart, Mukti Plantation, Indomaret, Kopi Tuku, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Dompet Dhuafa, Air Minum Cleo, dan Permen Yupi. (her)