Politik

Bahlil Mengaku Belum Ada Tawaran ke Golkar soal Kementerian Haji dan Umrah

INDOPOSCO.ID – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) Bahlil Lahadalia mengatakan belum ada tawaran dari Presiden Prabowo Subianto kepada Golkar untuk mengisi posisi di Kementerian Haji dan Umrah.

Kementerian baru itu, yang semula Badan Penyelenggara (BP) Haji, bakal resmi dibentuk untuk menindaklanjuti aturan dalam Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

“Sampai dengan hari ini belum ada pembicaraan itu,” kata Bahlil kepada wartawan usai menghadap Presiden Prabowo Subianto bersama jajaran pengurus pusat Partai Golkar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Bahlil mengatakan pertemuan dengan presiden tersebut membahas beberapa hal, termasuk arah koalisi pendukung pemerintah ke depan.

“Kita berbicara tidak hanya sekarang, tetapi juga berbicara tentang bagaimana koalisi ke depan itu ke arah yang lebih baik dan produktif,” ujarnya.

“Sudah barang tentu tadi kita lakukan semua dalam rangka bagaimana bisa kita mewujudkan apa yang menjadi program-program Bapak Presiden dalam Asta Cita,” tambahnya.

Koalisi partai pendukung pemerintah saat ini terdiri atas Koalisi Indonesia Maju dan beberapa partai oposisi dalam Pilpres 2024.

Mereka adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Belakangan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo.

Menurut Bahlil, dalam pertemuan yang berlangsung selama 2 jam di istana, dibahas pula berbagai program prioritas pemerintah seperti pengelolaan sumber daya alam, program Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, dan Sekolah Rakyat.

“Kita juga mendiskusikan tentang bagaimana sistem politik yang ideal ke depan,” ungkapnya, seraya menyebut pertemuan itu berlangsung “konstruktif.”(bro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button