Blackout Bali Sempat Jadi Sorotan, Ramai-ramai Desak Perbaikan Secara Sistematis

INDOPOSCO.ID – Peristiwa blackout atau mati listrik massal di wilayah Bali pada beberapa waktu lalu sempat menuai kritik dan sorotan. Sebab, banyak aktivitas masyarakat lumpuh. Mulai pariwisata, perkantoran, pusat perbelanjaan hingga jalan raya macet.
Maka itu, semua pihak ramai-ramai mendorong PLN melakukan perbaikan secara menyeluruh. Sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. PLN harus menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat.
Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mendesak PLN melakukan investigasi secara komprehensif untuk mengetahui pemicu dan akar masalah pemadaman di Bali.
“Jika akar masalah diketahui, bisa dilakukan perbaikan secara sistematis, mencegah potensi gangguan serupa terjadi,” kata Fabby Tumiwa melalui gawai, Jakarta, Senin (12/5/2025).
Di sisi lain, konsumen yang dirugikan akibat blackout di wilayah Bali berhak mendapatkan ganti rugi. Ganti rugi tersebut berupa kompensasi keuangan, penggantian barang, atau tindakan perbaikan.
Hal itu sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 27 Tahun 2017 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik. Blackout di Bali terjadi pada, Jumat (2/5/2025) sore waktu setempat dan listrik kembali normal pada, Sabtu (3/5/2025) pagi waktu setempat.
“Pemadaman memang membuat kerugian konsumen. Sudah ada ketentuan Permen ESDM, yang mengatur kompensasi kerugian bagi pelanggan listrik jika terjadi gangguan,” ujar Fabby.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali I Made Rai Ridartha mengeluhkan, tidak ada pemberitahuan lebih dulu dari PLN ketika terjadi pemadaman listrik. Kejadian itu telah mempengaruhi sektor transportasi.
Sekitar 80 unit bus angkutan umum yang menggunakan metode pembayaran dengan uang elektronik terdampak. Seperti bus dari Trans Metro Dewata (TMD) dan bus Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
“Harus dilakukan evaluasi dan persiapkan langkah antisipasi dan mitigasi, jika ada kejadian serupa karena Bali juga masih tergantung pasakon listrik dari luar Bali,” ucap Rai Ridartha terpisah lewat telepon baru-baru ini.
Indikasi sementara penyebab gangguan adalah kabel interkoneksi Jawa-Bali, namun penyebab pasti masih dalam penelusuran lebih lanjut. Berkaca dari kejadian itu, Ekonom Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengusulkan untuk memisah jaringan PLN Jawa dan Bali.
Bali harus dapat lebih mandiri dalam pasokan listrik dan mengurangi risiko pemadaman besar akibat gangguan pada jaringan transmisi utama. “Upaya mengurangi risiko terulang kembali jaringannya perlu dipisah, supaya bebannya itu tidak terlalu berat. Sehingga Bali sendiri, Jawa juga sendiri,” imbuh terpisah melalui telepon Fahmy Radhi baru-baru. (dan)