Nasional

Ini Pengaruh Ulama Indonesia di Afrika Selatan

INDOPOSCO.ID – Yanuardi Syukur, Abdul Qadir Ali, dan Irma Zahrotunnisa yang merupakan Peneliti Indonesia berbagi pengalaman ketika berkunjung ke Cape Town, Afrika Selatan, pada 7-12 Desember 2024.

“Selama di Cape Town kami sempat berkunjung ke beberapa makam ulama seperti Syekh Yusuf, Tuan Guru dan Sayyid Abdul Malik,” ujar Irma Zahrotunnisa, peneliti lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melalui zoom dengan moderator Tjahjo Suprayogo, Kamis (19/12/2024).

Mereka juga berkunjung ke institusi pendidikan seperti Madina Institute, IPSA, serta bertemu dengan organisasi keulamaan seperti Muslim Judicial Council dan Kantor Arsip.

Menurut Abdul Kadir Ali yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nuku Tidore, ada banyak pengaruh ulama Indonesia di Afrika Selatan. Ia mengaku tertarik dengan sosok Tuan Guru dari Tidore.

“Saat ini saya sedang mempersiapkan tim untuk mengkaji dan mengusahakan agar Tuan Guru dapat menjadi pahlawan nasional,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua delegasi Negeri Rempah Foundation ke Afrika Selatan Yanuardi Syukur menyampaikan beberapa follow up dari kegiatan tersebut, yakni penulisan buku terkait hubungan Indonesia dan Afrika Selatan yang memiliki hubungan panjang selama 300 tahun.

Selain itu, penulisan buku untuk menyukseskan Presidensi Afrika Selatan pada G20 2025 yang acara puncaknya diadakan di Johannesburgh pada 22-23 November 2024. Ia juga sementara menulis terkait Islam di Afrika Selatan.

“Penting bagi kita untuk mengelaborasi lebih jauh tentang pengaruh ulama Indonesia di Afrika Selatan dan bagaimana perkembangan Islam di Afrika Selatan saat ini,” ungkap Yanuardi yang juga Dosen Antropologi Universitas Khairun Ternate.

Yanuardi juga menambahkan informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town H.E. Tudiono bahwa pada 22 November 2025 KJRI Cape Town akan menggelar ‘Pasar Rempah’.

“Ini peluang bagus bagi pemerintah daerah di Indonesia untuk berkontribusi dalam kegiatan tersebut, misalnya dengan promosi produk lokal masing-masing kepada masyarakat Afrika Selatan,” tuturnya.

Sekadar diketahui, diskusi secara daring ini dihadiri 18 peserta dari Indonesia dan Afrika Selatan yang terdiri dari diplomat, peneliti, diaspora, pejabat. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button