Penguatan Keamanan Siber Harus Dibarengi SDM Unggul di Bidang Teknologi Digital

INDOPOSCO.ID – Keamanan siber menjadi suatu keharusan dalam kehidupan digital. Sebab, ancaman mengintai sistem dan data pribadi karena sebagian besar aktivitas masyarakat dikerjakan secara daring.
Berdasarkan laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), terdapat 74 juta anomali trafik dari Januari hingga Mei 2024, dan lebih dari 44 juta adalah aktivitas malware.
Pakar keamanan siber Samuel Mulyono mengemukakan, tiga hal penting dalam mengembangkan cyber security yang harus dimiliki pihak swasta maupun lembaga pemerintah. Salah satunya, pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
Pemerintah telah berupaya membangun, sumber daya manusia Indonesia unggul dan berdaya saing di bidang teknologi digital.
“Betul (pengembangan keamanan siber dibarengi peningkatan SDM). Ada tiga link di pengembangan siber security. ada SOP kebijakan, sistem, kompetensi,” kata Samuel Mulyono di sela acara Sakura HR Connect 2024, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Tiga hal tersebut saling bertalian dan wajib dimiliki semua pihak, dalam mengembangkan keamanan siber untuk melindungi data pribadi.
“Salah satu kelemahan di Indonesia adalah human resources, kenapa? mata rantai dalam siber security, sistem sudah bagus, SOP sudah bagus, tapi kalau orangnya masih suka, misalnya menginstal aplikasi (bajakan),” ucap Samuel.
Menurutnya, kerap kali terjadi peretasan yang menyasar pihak swasta karena dalam sistemnya sudah ditempelkan sesuatu yang bisa mencuri data. Sebab, pihak tersebut tidak menggunakan aplikasi orisinil.
“Jadi banyak perusahaan yang mengalami hacking, ransomware, itu karena instal aplikasi bajakan,” ujar President Director of ADS Associates itu.
Senior Marketing Specialist PT Sakura System Solutions Fadli Hidayatul Firdaus mengingatkan, semua pihak lebih peduli terhadap perlindungan data pribadi karena kasus peretasan terus mengancam.
Sakura System Solutions menghadirkan sistem pengamanan data berupa SPISy, sistemnya diklaim mampu mencegah potensi kebocoran data. “Kita private server. Kita lebih ke arah memproteksi data karyawan. Karena tak bisa dipungkiri banyak data yang bocor,” ucap Fadli Hidayatul. (dan)