Rencana Bea Masuk 200 Persen, Sebaiknya Tak Berlaku Semua Jenis Industri

INDOPOSCO.ID – Rencana pemerintah menerapkan pajak bea masuk impor dari China sebesar 200 persen, semestinya tidak bersifat umum atau diberlakukan pada semua jenis industri. Bea masuk sebesar 200 persen hanya perlu diberlakukan pada impor barang jadi yang menjadi kompetitor produk Indonesia.
Menurut anggota Komisi VI DPR Amin Ak, perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat telah menyebabkan Cina mengalami kelebihan produksi dan membanjiri pasar Indonesia dengan produk seperti elektronik, alas kaki, pakaian, baja, dan tekstil.
“Pemerintah perlu bersikap hati-hati dan selektif, agar tidak mengganggu kegiatan sektor industri yang bahan bakunya diimpor dari China,” kata Amin di Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Industri seperti tekstil, pakaian, dan baja yang saat ini paling terancam dengan banjirnya produk China berharga murah. Karena itu, kebijakan yang diterapkan harus khusus untuk industri tersebut.
Setiap sektor industri memerlukan kebijakan atau pendekatan yang berbeda-beda. Tidak bisa disamakan begitu saja karena kondisi dan iklim bisnisnya berbeda antara satu industri dengan yang lainnya.
Ia mengingatkan, rencana kebijakan tersebut memang memiliki dampak positif, namun ada juga ekses yang ditimbulkan.
Dampak positifnya, implementasi tarif 200 persen dapat mengurangi impor, sehingga transaksi pembayaran dengan dolar Amerika Serikat berkurang. Devisa tidak digunakan untuk membayar belanja impor tersebut.
Selain itu, pengenaan bea masuk tinggi bertujuan melindungi industri lokal dari persaingan produk impor. Namun di sisi lain, bahan baku impor dibutuhkan industri dalam negeri mungkin akan sulit masuk ke Indonesia.
“Kemungkinan adanya dampak seperti itu harus dipertimbangkan oleh Kemendag. Pertanyaannya adalah apakah pemerintah siap dengan penegakan hukumnya jika kebijakan tersebut diterapkan,” ujar Amin.
Pemerintah dapat mempertimbangkan beberapa alternatif kebijakan, selain tarif bea masuk 200 persen. Keputusan harus mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang serta keseimbangan antara melindungi industri lokal dan memastikan pasokan bahan baku. (dan)