Nasional

BRIN Apresiasi Konsep Pembangunan Bela Beli Kulon Progo

INDOPOSCO.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengapresiasi inovasi-inovasi daerah dan melakukan kajian praktik baik terhadap kebijakan dan inovasi yang dilakukan kepala daerah.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, yang sebelumnya menjabat Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendapat perhatian istimewa dari BRIN melalui konsep pembangunan bernama Bela Beli Kulon Progo.

Bela Beli Kulon Progo telah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan membela dan membeli produk lokal. Gerakan Bela Beli Kulon Progo merupakan salah satu upaya inovasi. Gagasan gerakan Bela Beli Kulon Progo ini dituangkan dalam Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 117 Tahun 2013.

Program ini bertujuan mendorong semangat kemandirian daerah yang berdampak pada peningkatan ekonomi. Melalui kebijakan ini Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengajak masyarakat sekitar dan pengunjung untuk membeli produk lokal, asli buatan masyarakat Kulon Progo.

“Sebanyak-banyaknya konsumsi harus dikuasai sendiri. Gotong royong perlu dihidupkan dan dirawat,” ujar dr. Hasto saat menerima audiensi jajaran BRIN, di Kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Program inovasi yang dikembangkan Pemkab Kulon Progo saat dr. Hasto menjabat bupati, sekaligus juga untuk merealisasikan filosofi “Bangunlah Jiwanya,
Bangunlah Raganya.”

“Semoga BRIN bisa mendorong inovasi dan revolusi terkait dengan program-program pembangunan,” harap Hasto.

Perencana Utama Direktorat Kebijakan Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Hamid mengatakan berdasarkan hal itu, maka BRIN dalam hal ini Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah sebagai Pembina Teknis Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) atau Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA), merasa perlu untuk melakukan studi tiru dalam bentuk kajian praktik baik (best practice) tentang program Bela Beli Kulon Progo. Tujuannya agar dapat ditularkan ke daerah lain dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi daerah.

Tujuan kajian praktik baik (best practice) tentang program Bela Beli Kulon Progo adalah mengidentifikasi program Bela-Beli Kulon Progo dalam mendukung kemandirian ekonomi daerah, terpetakannya pelaku program Bela-Beli Kulon Progo yang dapat dijadikan praktek baik untuk studi tiru pada daerah lain.

Selain itu, tersusunnya rekomendasi praktek baik program Bela-Beli Kulon Progo dalam mendukung kemandirian ekonomi daerah.

Hasil riset yang dilakukan Hamid, setelah sekitar 12 tahun program tersebut berjalan hingga saat ini, gerakan dari program ini masih tetap terjaga. Air kemasan Air KU saat ini telah menjadi kewajiban untuk digunakan dalam semua aktivitas yang ada di semua OPD di Kabupaten Kulon Progo dan sudah meluas ke sekolah dan pertemuan PKK serta rapat-rapat di desa, RW dan RT. Bahkan pada saat hajatan masyarakat sudah menggunakannya.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo juga membuat surat edaran yang mewajibkan dan menetapkan para ASN untuk membelanjakan uangnya membeli produk lokal sesuai golongannya.

ASN di Kabupaten Kulon Progo juga diwajibkan membelanjakan uangnya untuk membeli beras lokal hasil dari petani lokal dan jumlahnya disesuaikan dengan golongannya. Tetapi yang menarik, banyak ASN yang membeli melebihi jumlah yang telah ditetapkan dengan alasan rasanya lebih enak dari beras luar Kulon Progo.

Turunan lainnya dari program Bela Beli Kulon Progo adalah keberhasilan Pemda Kabupaten Kulon Progo menego Bulog dalam mendistribusikan beras raskin sebanyak 10% melalui beras daerah (rasda) yang diambil dari produk petani lokal.

Pada saat ini Pemkab Kulon Progo berhasil mendapatkan 50 ton dari 550 ton yang disalurkan Bulog di daerah ini. Sebenarnya pada awal program ini Pemkab Kulon Progo berhasil menego Bulog sampai 100% berasnya diambil dari hasil petani lokal.

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kulon Progo membangun aplikasi Bela Beli Kulon Progo untuk memasarkan produk produk UKM dengan konsumen awal dari ASN melalui perjanjian kerja di lingkungan pemerintah setempat.

Program Bela Beli Kulon Progo yang telah mampu menggerakkan ekonomi daerah Kulon Progo, tentu di dalam perjalanannya masih menemukan berbagai tantangan. Antara lain, konsep dan implementasi dari program Bela Beli Kulon Progo belum terdokumentasi. Terutama dalam bentuk buku untuk menjadi bahan literasi bagi generasi mendatang. (ney)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button