Nasional

BRIN Sebut Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Mekar 7 Kali

INDOPOSCO.ID – Amorphophallus titanum Becc atau dikenal dengan bunga bangkai yang mekar saat ini merupakan indukan bunga bangkai yang ada di Kebun Raya Cibodas.

Bunga tersebut mekar untuk ke tujuh kalinya setelah pertama kali mekar tahun 2003, dengan tinggi perbungaan mencapai 2,7 meter.

Pada 2007 bunga tersebut mekar kembali dengan ketinggian mencapai 3,17 meter di 2011 mencapai 3,2 meter di 2016 mencapai 3,735 meter pada 2017 mencapai 3,4 meter, dan di 2020 mencapai 3,52 meter. Tanaman bunga bangkai yang mekar saat ini diperkirakan sudah berumur 35 tahun.

Menurut data hasil pemantauan unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 28 Februari 2024.

Bunga ini mekar sempurna tepat pada Sabtu (25/5/2024) pukul 22.03 WIB dengan tinggi spadik 340 sentimeter (3,40 meter) dan lebar spatanya 159 cm.

Diketahui, tahun 2016 tinggi bunga individu tanaman ini mencapai 3,735 meter. Namun setelah itu, tinggi bunganya belum ada yg mencapai 3,7 meter atau lebih.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset , Inovasi Nasional (BRIN) Destri mengatakan, ketika berbunga pada 2016 setinggi 3,735 meter dan langsung berbunga lagi di 2017 setinggi 3,4 meter tanpa ada fase vegetatif.

Sehingga, mempengaruhi cadangan makanan yang terdapat di umbi, karena untuk sekali berbunga akan membutuhkan energi besar.

“Karenanya, tanaman ini butuh waktu untuk memasok cadangan energi di umbi. Hingga suatu saat nanti bisa kembali pada kondisi yang sama dengan tahun 2016 atau mungkin lebih,” kata Destri dalam keterangan, Minggu (26/5/2024).

Destri menjelaskan, jika nanti akan ada masa tanaman bunga bangkai berada pada fase atau fenomena. Di mana saat cadangan makanan terkumpul sangat banyak, maka tanaman ini akan berbunga dengan ketinggian yang lebih dari biasanya.

Ia menjelaskan, tanaman yang memiliki bentuk perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha), yang saat mekar berwarna merah hati ini termasuk tanaman asli Indonesia endemik Sumatera.

Tanaman ini selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, menurutnya, juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.

Ia menjelaskan, tanaman ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan fase dorman (istirahat).

Saat tanaman ini berbunga, kita hanya bisa menikmatinya selama tiga hingga lima hari. “Hal tersebutlah yang menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya,” tambah Destri.

Diketahui, tanaman yang termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 ini dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button