Nasional

Kepala BRIN: Integrasi LBM Eijkman Tak Ganggu Vaksin Merah Putih

INDOPOSCO.ID – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengklaim integrasi Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke BRIN akan memperkuat pengembangan vaksin Covid-19 (merah putih).

“Justru ini (integrasi LBM Eijkman ke BRIN) akan memperkuat pengembangan vaksin Covid-19, maupun yang sifatnya layanan, seperti surveilans mutasi varian Covid-19 berbasis Whole Genome Sequencing,” ujar Laksana Tri Handoko dalam keterangan, Minggu (9/1/2022).

Ia mengatakan, pengembangan vaksin Covid-19 juga dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang sekarang telah terintegrasi ke dalam BRIN. Sehingga, dengan terintegrasinya LBM Eijkman ke BRIN akan memperkuat pengembangan vaksin Covid-19.

Baca Juga : BPOM Sebut Vaksin Merah Putih Dibuat Pertengahan 2022

“Dalam waktu dekat juga sebagian periset Balitbang Kemenkes juga akan bergabung ke dalam BRIN. Ini akan semakin memperkuat pengembangan vaksin Covid-19,” terangnya.

Menurut Handoko, LBM Eijkman bukan sebagai lembaga resmi pemerintah. Namun hanya sebagai salah satu unit proyek di bawah Kemenristek, yang sudah berjalan hampir 30 tahun.

“Integrasinya Kemenristek ke BRIN berarti juga melembagakan LBM Eijkman di bawah naungan BRIN,” jelasnya.

Ia menegaskan, BRIN tidak pernah menonaktifkan periset. Justru saat LBM Eijkman menjadi unit proyek di Kemenristek, menurut dia, PNS periset di LBM Eijkman sebelumnya tidak bisa jadi peneliti.

Baca Juga : Vaksin Merah Putih Bakal Jadi Booster di Tahun 2022

“Saat di LBM Eijkman, mereka (PNS periset) sama seperti tenaga administrasi. Jadi mereka tidak pernah bisa mendapatkan hak-hak finansial, misalnya sebagai periset,” katanya.

“Nah, dengan adanya integrasi kelembagaan ini, sebagian besar PNS Eijkman yang memang periset sudah saya angkat sebagai pejabat fungsional peneliti BRIN,” imbuhnya.

Ia menambahkan, integrasi ini juga tidak mengganggu kerja sama dengan pihak-pihak lain. Karena BRIN saat ini memililki banyak skema kerja sama yang justru akan menarik pihak-pihak lainnya.

“Kami punya anggaran yang cukup kuat untuk bisa mendukung proyek kolaborasi riset bersama, baik yang sifatnya nasional maupun internasional,” ujarnya.

Terkait dengan adanya isu campur tangan politik di dalam kebijakan BRIN, Handoko pun tegas membantahnya.

Perlu diketahui, sejak 1 September 2021 lalu, lima entitas utama riset di Indonesia, yakni BATAN, LAPAN, LIPI, BPPT dan Kemenristek telah terintegrasi ke BRIN. (nas)

Back to top button