Tuntutan Layanan Kesehatan, RS Butuh Informasi Teknologi

INDOPOSCO.ID – Direktur Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) DR Astuti Giantini menerangkan, pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung rumah sakit dalam layanan kesehatan.
“Peranan teknologi sangat dibutuhkan. Hadirnya artificial intelligence (AI) di rumah sakit sangat penting,” ujar Astuti Giantini usai melakukan penandatanganan kerja sama dengan Arogya.ai, Sabtu (6/11/2021).
Menurut dia, smart hospital sangat membutuhkan Informasi Teknologi. Sebab semua layanan kesehatan berbasis IT.
Baca Juga : DPD: Layanan Kesehatan Pasien Covid-19 Harus Diutamakan
“Contohnya sistem radiologi tidak lagi cuci film, jadi dokter cukup melihatnya dari komputer,” katanya.
“Sistem IT apabila di kedokteran sangat dibutuhkan. Tanpa IT kedokteran akan terhambat,” imbuhnya.
Lebih jauh, dia megungkapkan, kehadiran teknologi menghadirkan sistem yang terintegrasi dan efisien, mulai dari supply chain hingga administrasi.sehingga mampu menekan biaya operasional yang lebih besar.
Baca Juga : Layanan Kesehatan Gratis untuk Pasien Covid-19 di Jakarta
Di tempat yang sama, Founder dan CEO Arogya.ai Victor Fungkong mengatakan, supply chain sangat vital dalam sistem pelayanan rumah sakit. Kerap kali purchasing RS melakukan forecast kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan berdasarkan analisis yang dinamik.
“Akibatnya forecast tersebut menjadi kurang akurat mengakibatkan overstock dan understock,” ujarnya.
Adanya sistem order dan inventory management berbasis artificial intelligent, menurut dia, dapat membantu pihak managemen untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan dan peralatan medis dengan akurat.
“Order manager, inventory manager, dan h-commerce solusi untuk membantu optimalisasi management supply chain layanan kesehatan di Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian menyambut baik kerjasama ILUNI UI, RSUI, dan Arogya.ai. Ke depan artificial intelligence dan big data jadi prasyarat institusi untuk maju.
“Pandemi menimbulkan disrupsi di supply chain dan semua port terhambat karena supply barang terhambat. Seperti yang kita tahu, ada kelangkaan obat, kelangkaan alkes di rumah sakit. Kalau kita tahu, bisa kita prediksi dari awal kebutuhan-kebutuhannya,” ungkapnya. (nas)