Nasional

Pemerintah Antisipasi Third Wave Covid-19 saat Libur Natal dan Tahun Baru

INDOPOSCO.ID – Penurunan kasus Covid-19 yang sangat drastis di Indonesia saat ini merupakan kabar menggembirakan sekaligus menjadi tantangan tersendiri. Tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sebab, kondisi menurunnya kasus Covid-19 bisa membuat masyarakat lengah, abai terhadap protokol kesehatan serta menyepelekan Covid-19.

Karena itu, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19, mengajak masyarakat untuk mengantisipasi gelombang ketiga (third wave) Covid-19, dengan cara belajar terkait  tren lonjakan kasus jika disandingkan antara Indonesia dan dunia.

Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan pada lonjakan pertama, baik Indonesia maupun dunia sama-sama mengalaminya di periode natal dan tahun baru,  pada bulan Januari 2021. Namun, dunia mengalami second wave (gelombang kedua)  lebih cepat dibandingkan Indonesia yaitu pada bulan April 2021.

“Indonesia baru menyusul second wave pada bulan Juli 2021 atau selang 3 bulan dari second wave dunia,” ujar Wiku, Rabu (22/9/2021).

Ia menjelaskan, saat dunia sedang mengalami second wave, Indonesia justru sedang mengalami titik terendah kasus mingguan. Dan pada saat Indonesia sedang mengalami kasusnya meningkat, justru dunia sedang mengalami penurunan kasus sebelum akhirnya kembali meningkat dan mencapai third wave (gelombang ketiga).

Dari perbandingan pola kasus antara dunia dan Indonesia, kata Wiku, dapat diambil pelajaran bahwa adanya lonjakan kasus di Indonesia pada bulan Juli 2021 kemarin, nyatanya tidak berkontribusi signifikan terhadap kasus dunia. Mengingat pada waktu yang sama, dunia tengah mengalami penuruan.

Sebaliknya, lonjakan kasus di tingkat global dan beberapa negara, tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kasus di Indonesia. Terbukti, dengan kasus Covid-19 yang melandai  di saat kasus di negara lain melonjak.

“Hal ini dapat terjadi, karena upaya menjaga batas negara yang ketat, sehingga importasi kasus dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin,” katanya.

Menurut Wiku, lonjakan kasus di Indonesia pada bulan Juli 2021 lalu, tidak disebabkan oleh naiknya kasus global. Ataupun datang dari negara-negara lain, melainkan dari dalam Indonesia sendiri.

Ia menegaskan beberapa faktor penyebab kenaikan kasus dan penyebaran  virus, adalah meningkatnya mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idulfitri serta sikap abai terhadap protokol kesehatan.

Selain itu, dengan pola kenaikan kasus di Indonesia yang relatif lebih lambat dari kenaikan kasus dunia, tentunya kita perlu mewaspadai kondisi dunia yang saat ini tengah mengalami third wave. Pada pola second wave, di mana terdapat jedah 3 bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam tiga bulan ke depan kita akan memasuki kembali periode libur natal dan tahun baru 2022.

“Yang artinya, potensi kenaikan kasus makin meningkat. Tentunya dengan pembelajaran first and second wave, yang telah berhasil kita lewati, kita harus makin tangguh menghadapi pandemi Covid-19 ini. Perlu dipahami bahwa mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan menjadi penyumbang terbesar bagi lonjakan kasus Covid-19,” ujarnya.

Wiku mengatakan tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah bagaimana mempertahankan kondisi ideal ini, hingga Indonesia dan dunia terbebas dari pandemi dan memasuki endemi Covid-19.

“Seperti yang telah kita alami bersama, lonjakan kasus kedua pada bulan Juli 2021 lalu, telah memberikan banyak  pelajaran, salah satunya adalah penanganan Covid-19 pada saat lonjakan kasus tentunya lebih mahal lebih lama dan lebih memakan korban.  Untuk itu, upaya yang terbaik dapat kita lakukan adalah dengan melanggengkan tren penurunan kasus selama mungkin dan tetap mematuhi protokol kesehatan, sedikit pun tidak boleh lengah dan menyepelekan Covid-19 meskipun kasusnya telah turun drastis,” ujarnya.

Perlu diingat, kata Wiku,  lonjakan kasus akan terjadi jika masyarakat mulai lengah dan menganggap kondisi sudah aman, sehingga di situlah peluang Covid-19 menyebar kembali dan meningkat. (dam)

Back to top button