Nasional

Pengamat: Pertukaran Kadet TNI-Australia Tambah Wawasan

INDOPOSCO.ID – Pengamat Hubungan Internasional Ian Montratama mendukung program pemerintah melakukan pertukaran kadet atau siswa militer dengan Australia karena dinilai akan berdampak positif pada pembinaan personel.

“Ini harus berkesinambungan,” tutur Ian Montratama pada wartawan Antara di Jakarta, Jumat (10/9/2021).

Ian menjelaskan Pemerintah Indonesia pernah melakukan program pertukaran Akademi Militer (Akmil) ke Inggris, tetapi akhirnya mandek.

“Disaat Pak Prabowo Subianto masih aktif di militer, program pertukaran siswa militer juga dilakukan ke Amerika Serikat serta Jepang,” tutur Ian.

Melalui program itu diyakini para kadet akan banyak memperoleh pengetahuan di luar negeri. Terlebih, Akmil di negara maju selalu dikembangkan sesuai dinamika peran militernya dalam keamanan regional ataupun global.

“Penting bagi taruna kita untuk mengalami proses pembelajaran di Akmil negara maju,” ucap Akademisi Universitas Pertamina tersebut.

Untuk para perwira yang penting adalah penyetaraan pendidikan luar negeri dengan pendidikan dalam negeri, sehingga mereka tidak khawatir apabila dijadikan prasyarat promosi karir jika ikut pendidikan luar negeri.

Oleh karena itu, Ian mendorong program pertukaran taruna juga dimasukkan ke dalam kurikulum akademi sehingga menjadi kebijakan tahunan.

“Ada bobot satuan kredit semesternya serta sasaran hasil yang bisa diukur prestasinya,” ucapnya.

Di satu sisi, dia beranggapan kerja sama Indonesia dan Australia tidak lepas dari kedekatan “Negeri Kanguru” dengan Amerika Serikat. Sehingga kebijakannya selaras dengan langkah pertahanan Amerika Serikat di Tanah Air.

Hal itu tidak akan menggoyahkan sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Alasannya, Indonesia beberapa kali sempat menjalani kerja sama dengan China maupun Rusia. “Seperti Latma Pasukan Khusus Sharp Knife,” tutur dia.

Terakhir, tawaran Australia perlu direspons baik mengingat kedua negara tidak memiliki sengketa perbatasan. Hal itu juga diperkuat dengan perjanjian Traktat Lombok 2006 yang intinya kedua negara sepakat untuk tidak berperang satu sama lain. (mg2)

Back to top button