Nasional

Kementan Dukung Peningkatan SDM Pertanian melalui Pelatihan

INDOPOSCO.ID – Pengembangan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) pertanian berperan penting menggenjot produktivitas pertanian, yang menjadi perhatian utama sekaligus tugas pokok Kementerian Pertanian (Kementan) RI, yang dilaksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Tiga Pilar, yakni penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.

Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementan. Ini agar produktivitas tetap meningkat bagi ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan para petani.

“Salah satu fokus kita, meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” tandas Mentan.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan, BPPSDMP di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian melalui Tiga Pilar di antaranya penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan harus berjalan seiring dan seimbang dalam mengemban tugas meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian.

“Pertanian adalah bisnis. Artinya, pertanian harus menghasilkan, harus menguntungkan, maka tugas widyaswara dan pengelola pelatihan untuk mampu melatih para peserta pelatihan memahami proses bisnis,” katanya secara virtual kepada peserta pertemuan koordinasi ‘Penguatan Kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian’ di Bandung, Rabu (30/6/2021) yang berlangsung hingga Sabtu (2/7/2021).

Dedi mengharapkan para peserta pelatihan memahami bagaimana mencari modal, bagaimana KUR (Kredit Usaha Rakyat) dapat menjadi pilihan, juga mengolah lahan hingga menjual hasil produksinya.

“Keberhasilan pelatihan tidak diukur semata berapa jumlah petani atau penyuluh yang sudah dilatih, tapi bagaimana hasil pelatihan tersebut diterapkan oleh petani dan penyuluh,” ujarnya.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Leli Nuryati menambahkan, Pelatihan Pertanian merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam peningkatan SDM pertanian bagi aparatur negara dan non aparatur, para petani dan praktisi pertanian.

“Pelatihan pertanian tidak hanya ditujukan bagi aparatur, juga non aparatur seperti kepada petani milenial, kelompok tani dan Gapoktan dan KWT (Kelompok Wanita Tani) semua harus kita lakukan untuk peningkatan produktifitas,” katanya.

Sebagai bagian dari pelatihan, lanjut Leli, disusun pula rancangan Kerangka Kualifikasii Nasional Indonesia (KKNI) bidang Penyuluhan Pertanian sebagai standar kompetensi membangun aparatur penyuluhan pertanian, hal itu terkait erat dengan sertifikasi bagi 2.168 tenaga honor penyuluhan (THL TBPP) agar lulus menjadi Aparatur Sipil Negara-Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN-P3K).

Puslatan BPPSDMP pada kegiatan tersebut juga membahas program lingkupnya dan konsolidasi internal bagi Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) pada 18 kabupaten di enam provinsi. (ibs)

Back to top button