Nasional

Viral Penolakan Miras dari Negeri Madangkara, Begini Ceritanya

INDOPOSCO.ID – Peraturan Presiden (Perpres) minuman keras (Miras) terus menuai kontroversi. Penolakan datang dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, ulama dan tokoh agama lain, akademisi, para politisi dan masyarakat. Hingga akhirnya, hari ini Presiden Joko Widodo mencabut lampiran Perpres Miras tersebut.

Penolakan yang datang salah satunya melalui konten video berdurasi 3.25 detik tersebut. Dalam video yang viral di media sosial (medsos) tersebut bercerita tentang bahaya miras di negeri kerajaan Madangkara.

“Ini sekian kalinya pembunuhan dilakukan oleh para pemabuk. Saya ingin kalian melaporkan secara jujur dan lengkap,” kata Raja Madangkara Brama Kumbara.

Dari laporan para punggawa kerajaan, tidak diketahui sejak kapan kasus tersebut terjadi. Di awali kebiasaan para pemuda mengkonsumsi miras. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kios miras yang subur di negeri tersebut.

“Sementara kami tidak bisa menindak mereka, karena tidak ada larangan berjualan miras,” ujar salah satu punggawa kerajaan.

“Kita basmi saja para penjual dan pembeli miras yang meresahkan rakyat kita,” imbuh Mantili.

Raja Brama Kumbara sendiri mengakui tidak bisa menindak para penjual dan pembeli miras tanpa dasar undang-undang yang jelas. Kendati, hukum MaLima bisa digunakan untuk menghukum dan menahan para pemabok.

“Yang perlu kita pikirkan itu peraturan untuk pembuat dan penjualnya,” kata Brama Kumbara.

Salah satu punggawa Rakata pun meminta kepada Raja Mandangkara untuk memutuskan secara bijaksana UU miras. Pasalnya, selama ini para pembuat dan penjual miras dibebankan pajak yang mahal.

“Hasilnya cukup membantu pembangunan di Madangkara,” ucap Rakata.

Punggawa lainnya tak menerima apabila miras hanya untuk pemasukan pajak negara saja. Karena, selama ini miras telah merusak perilaku pemuda di Madangkara.

“Apakah pendapatan pajak dari Miras itu mampu mengobati kerusakan perilaku yang sudah terlanjur terjadi,” timpanya.

Menanggapi hal itu, Raja Brama Kumbara membenarkan hal tersebut. Karena, menurut Brama, kerusakan watak dan perilaku sangat sulit diperbaiki. Dan perilaku buruk tersebut akan memberi citra yang buruk kepada pedagang manca di negeri Madangkara.

“Akhirnya pelan tapi pasti pedagang manca akan meninggalkan Madangkara. Dan kalau itu terjadi, maka perdagangan kita akan mati,” kata Brama Kumbara.

Salah satu punggawa pun beranggapan, munculnya pedagang miras yang marak di Madangkara dikendali oleh oknum. Bahkan, pedagang keliling pun kini turut menjual miras.

“Semua ini ada yang mengatur dengan maksud-maksud tertentu,” ujar pengawa Indragumala di amini punggawa lainnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button