Megapolitan

Polres Jaktim Dinilai Lambat, Komisi III DPR Minta Polda Metro Ambil Alih Kasus Kematian Mahasiswa UKI

INDOPOSCO.ID – Komisi III DPR RI meminta Polda Metro Jaya mengambil alih kasus kematian mahasiswa Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko, dari Polres Jakarta Timur (Jaktim) yang tewas dikeroyok di lingkungan kampus.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR Sari Yuliati saat membacakan poin kesimpulan rapat dengar pendapat umum bersama jajaran Polres Jakarta Timur, Polda Metro Jaya, dan keluarga Kenzha.

Dalam poin itu, Sari menekankan bila Komisi III DPR meminta Polda Metro Jaya mengusut kasus kematian Kenzha dengan profesional. Terpenting, terbuka ke publik dan memberi keadilan bagi korban.

“Komisi III DPR RI meminta kepada Polda Metro Jaya untuk segera menindaklanjuti dan mengusut tuntas perkara nomor: LP/B/1904/III/2025/SPKT/Polda Metro Jaya terkait kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia atas nama Sdr. Kenzha Ezra Walewangko secara profesional, transparan, dan berkeadilan,” kata Sari di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, (30/4/2025).

Pada kesimpulan kedua, Sari menyatakan Komisi III DPR meminta Polda Metro Jaya menggandeng Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Khususnya, dalam memberikan perlindungan terhadap para saksi yang memberika keterangan terkait ihwal pengeroyokan Kenzha.

“Komisi III DPR RI meminta kepada Polda Metro Jaya bekerja sama dengan LPSK untuk memberikan perlindungan kepada keluarga korban dan saksi dalam kasus meninggalnya Sdr. Kenzha Ezra Walewangko,” kata Sari.

Dalam rapat tersebut juga anggota Komisi III DPR RI, Martin Daniel Tumbelaka, turut menilai kasus kematian Kenzha merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pihak Polda Metro Jaya.

Wakil Rakyat dari Dapil Sulawesi Utara (Sulut) itu bahkan menyesalkan kinerja Kapolres Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly yang tidak profesional dalam mengusut tuntas kasus kematian Kenzha. Apalagi, kata dia, Kapolres Nicolas dengan gegabah menyebut bahwa Kenzha meninggal karena meminum minuman keras.

“Kami melihat di sini bahwa permasalahan ini cukup serius karena hilangnya nyawa seseorang, saya sangat menyesalkan terlalu dini pihak Polres Jakarta Timur untuk mengatakan bahwa kasus ini karena minuman keras, dengan apa yang kami lihat dan diskusi ada kejanggalan di sini yang perlu didalami, harus diungkap, jangan sampai faktanya dibelokkan, misalnya meninggal karena minuman keras tapi ada beberapa saksi yang lain menyatakan hal yang berbeda,” kata Martin.

Untuk itu, Legislator dari Fraksi Partai Gerindra itu meminta Polda Metro Jaya segera mengambil alih penanganan kasus kematian Kenzha. Polda Metro Jaya diharap benar-benar profesional menuntaskan kasus tersebut.

Polda Metro Jaya diingatkan tidak ragu mendalami kesaksian para saksi kunci yang mengungkap ihwal kematian Kenzha. Terutama, dalam mengusut nama Thomas, Gery, dan Delon yang disebut-sebut sebagai pelaku pengeroyokan Kenzha.

“Kami di sini meminta dilakukan pendalaman lagi oleh Polda Metro Jaya karena sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, tentu kami berharap Polda Metro Jaya melakukan pendalaman lagi, karena ini ada 3 saksi yang berada di lokasi tidak ada yang dipanggil Polres Jakarta Timur, yakni Thomas, Gery, Delon, itu 3 nama di bap Polda Metro yang sudah berjalan belum pernah dipanggil,” tegasnya.

Martin menegaskan bakal mengawal seluruh proses penanganan kasus kematian Kenzha. Dia berharap hasil penyidikan yang dilakukan Polda Metro Jaya bisa membuat terang kasus, terpenting memberi rasa keadilan bagi keluarga Kenzha.

“Dapil saya ini Pak yang meninggal, konstituen saya di Sulut, saya pasti mengawal kasus ini hingga terang benderang, dan keluarga yang ditinggalkan mendapat informasi yang jelas dan mereka bisa tenang dengan peristiwa ini. Tolong dari pihak Polda Metro Jaya, kami berharap dilakukan pendalaman hingga terang,” tegasnya.

Anggota Komisi III DPR RI lainnya, Wayan Sudirta turut mengingatkan Kapolres Jakarta Timur, untuk tidak memghambat proses penanganan kasus kematian Kenzha oleh Polda Metrro Jaya.

“Saya izin Pak Kapolres, relakan kasus ini ke Polda Metro Jaya, jangan dihalang-halangi,” kata Wayan.

Wayan berharap Polda Metro Jaya tidak segan menuntaskan dan mengungkap terang kematian Kenzha di lingkungan kampus UKI. Dia yakin Kapolres Nicolas akan menjaga citra yang selama ini dibangunnya dengan mempercayakan Polda Metro Jaya menyelesaikan kasus tersebut.

“Usul pertama mohon dipikirkan matang-matang tangani kasus ini di Polda Metro saja, pasti Pak Kapolres bukan orang sembarangan jika dia bukan orang hebat tidak mungkin menjadi Kapolres Jakarta Timur oleh karena itu kasus ini belum tentu akan merusak karier beliau, citra beliau,” ujarnya.

Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu meminta penegak hukum tidak sensitif dalam mencari kebenaran materiil. Polisi, kata dia, harus berani mengatakan hal yang benar apalagi menyangkut nyawa seseorang.

“Beruntung lah yang meninggal itu bukan adik kita, ponakan kita, anak kita, bagaimana kalau yang meninggal itu bagian dari keluarga kita yang aidah tidak bisa ditolong tapi keadilan harus diwujudkan,” kata dia.

Untuk itu, Wayan mengajak Komisi III DPR agar berani mendesak Polda Metro Jaya membongkar kasus kematian Kenzha hingga terang. Dia meyakini masih banyak polisi di Korps Bhayangkara yang masih berupaya keras menjaga nama baik institusinya, khususnya melindungi dan mengayomi masyarakat.

“Silakan baca UUD, tidak mudah menjadi polisi kalau UUD mengatakan polisi lah pengaman utama negeri ini, jika ada orang meninggal, ada saksi menyaksikan ada pembenturan kepala lalu sebagai petugas polisi yang mengamankan nyawa manusia yang ada di Indonesia tidak berhasil, bagaimana cara menjelaskan bahwa polisi di Indonesia salah satu polisi terbaik di dunia dalam mengungkapkan kejahatan terutama teroris,” kata Wayan.

Di hadapan jajaran Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya, Wayan menyampaikan kalau dirinya tidak ingin proses penanganan kasus kematian Kenzha berakhir sesaat. Dia meminta Komisi III DPR benar-benar serius mengawal kasus ini hingga tuntas.

“Kami akan mengawal seizin pimpinan ikuti ini, ini menyangkut nyawa orang, ini tugas kita melakukan pengawasan terhasap mitra kerja kita, UU kita sudah bagus, apa kedua yang kita awasi aparaturnya, kecintaan kita pada polisi adalah satu mengkritisi habis-habis, kedua kita mendukung polisi yang baik habis-habisan juga,” tegas Wayan.

Sebelumnya, setelah hampir dua bulan menangani kasus kematian Kenzha, Polres Jakarta Timur akhirnya memutuskan akan menghentikan penyidikan kasus tersebut. Dalam konferensi pers, Kapolres Nicolas menyatakan tidak menemukan unsur pidana dalam kasus kematian Kenzha.

Tak terima dengan hasil penyidikan Polres Jakarta Timur, kuasa hukum dan keluarga Kenzha pun melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya. Tim hukum bahkan melaporkan Kapolres Nicolas ke Propam Polri.

Sebelumnya, setelah hampir dua bulan menangani kasus kematian Kenzha, Polres Jakarta Timur akhirnya memutuskan akan menghentikan penyidikan kasus tersebut. Dalam konferensi pers, Kapolres Nicolas menyatakan tidak menemukan unsur pidana dalam kasus kematian Kenzha.

Tak terima dengan hasil penyidikan Polres Jakarta Timur, kuasa hukum dan keluarga Kenzha pun melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya. Tim hukum bahkan melaporkan Kapolres Nicolas ke Propam Polri. (dil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button