Jakarta Langganan Banjir Sejak Dulu, FAKTA: Solusi Tercepat Tambah Pompa Air

INDOPOSCO.ID – Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan penyebab luasnya genangan air di Jakarta disebabkan oleh kondisi geografis daratan yang berada di bawah permukaan laut.
“Atas hal itu, di area rawan banjir Jakarta, termasuk di utara perlu dilakukan langkah-langkah cepat, seperti optimalisasi mesin pompa untuk menarik air masuk ke saluran, waduk atau laut,” katanya dalam keterangan Sabtu (2/3/2024).
“Tambah pompa dan rekayasa buka tutup pintu air. Juga yang tidak kalah penting disini adalah kesigapan dari para pegawai dinas terkait melakukan aksi cepat menghadapi banjir,” imbuhnya
Lebih lanjut Tigor berharap, stakeholder seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemangku kebijakan di DKI Jakarta agar terus meningkatkan mitigasinya sehingga ancaman banjir bisa diantisipasi sejak dini.
Menurut Tigor, pengecekan pompa perlu dilakukan secara berkala, sekalipun tidak sedang turun hujan.
“Pj Gubernur Heru sudah betul, penanganan paling cepat antara lain adalah penambahan pompa air, dan yang sudah ada diperbaiki, di cek berkala. Karena seperti di utara, kalau hulunya, laut sedang pasang ya tentu air akan numpuk dan berbalik. Maka, harus dipompa di buang. Kalau perlu tambah pompa besar,” ujarnya.
Tigor menjelaskan, Jakarta Utara tengah mengalami perkembangan wilayah yang pesat pada setiap tahunnya. Hal ini, lanjut Tigor, ditandai dengan pembangunan gedung tinggi serta peningkatan aktivitas penduduk, yang secara tidak langsung meningkatkan kebutuhan air bersih sehingga mengakibatkan pengambilan air tanah secara masif.
“Berdasarkan jurnal yang ditulis Yanoveryanto Setio Putro menerangkan bahwa pengukuran dari tahun 1925-2003, permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun, naik rata-rata 0,5 sentimeter per tahun,” jelasnya.
“Di sisi lain, laju penurunan muka tanah di Jakarta telah mencapai 5-12 cm per tahun di beberapa tempat selama tiga dekade terakhir, yang telah menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang lebih besar, yang menyebabkan daratan membanjiri Jakarta,” tuturnya.
Ia menyoroti kritikan publik atas banjir yang dilontarkan kepada Heru di berbagai platform media, Tigor pun memaklumi karena pada era digital seperti sekarang, informasi bergerak dengan sangat cepat. Dengan demikian, kata Tigor, siapapun saat ini yang memimpin Jakarta, akan mengalami hal yang sama.
“Maka sebenarnya siapa pun Gubernurnya di Jakarta yang hidup di era sekarang, pasti akan mengalami hal sama dengan Pak Heru. Tapi yang penting ada upaya nyata yang dilakukan, Sodetan Ciliwung beres, perbaikan drainase dilakukan, tambah pompa dan yang lainnya. Political will Pak Heru untuk menyelesaikan banjir itu ada dan nyata,” pungkasnya. (fer)