Hubungan Trump–Netanyahu Dikabarkan Retak, DPR RI Harap AS Dukung Palestina Secara Objektif

INDOPOSCO.ID – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan telah memutus hubungan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, lantaran merasa dikhianati.
Hal ini pun direspons oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) Muhammad Husein Fadlulloh yang berharap Amerika Serikat (AS) dapat turut mendukung kemerdekaan Palestina.
“Terkait hubungan internal antara tokoh politik dari dua negara tersebut adalah urusan masing-masing negara, dan Indonesia tidak bisa serta-merta menilai motif atau dampaknya secara langsung. ataupun nanti ke depan ada udang di balik batu, kita tidak tahu,” ujar Husein kepada wartawan di sela kegiatan pelaksanaan Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) yang digelar di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (12/5/2025).
“Yang paling penting, mudah-mudahan negara Amerika ini juga bisa mendukung Palestina. Melihat dari sisi kemanusiaannya bahwa telah banyak korban yang berjatuhan dari anak kecil dan juga para wanita. Dan Amerika bisa melihat ini dengan cukup objektif, bagaimanapun caranya,” sambungnya.
Isu retaknya hubungan antara Trump dan Netanyahu pertama kali mencuat sejak 2021, setelah Netanyahu mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilihan Presiden AS.
Dalam beberapa wawancara publik, Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Netanyahu. Isu ini kembali menjadi sorotan menjelang tahun politik di AS dan di tengah meningkatnya perhatian global terhadap konflik di Gaza dan wilayah Palestina lainnya.
Trump dilaporkan memutuskan hubungan langsung dengan Netanyahu setelah merasa dirinya telah dimanipulasi. Informasi ini disampaikan oleh jurnalis Israel, Yanir Cozin, melalui media sosial X pada Kamis (8/5/2025).
Cozin yang merupakan koresponden radio militer Israel menyebut, keputusan tersebut diambil setelah salah satu orang dekat Donald Trump menyampaikan kepada pejabat strategis Israel, Ron Dermer, bahwa Trump meyakini Netanyahu telah mempermainkannya.
Selain itu, Cozin juga melaporkan memburuknya hubungan antara Trump dan Netanyahu diperburuk oleh kegagalan perdana menteri Israel tersebut dalam menjelaskan rencana konkret penanganan ancaman dari Iran, kelompok Houthi di Yaman, serta konflik yang terus memanas di Gaza.
Lebih lanjut, dalam konteks forum parlemen PUIC, Husein menegaskan pentingnya menjaga solidaritas antar parlemen negara-negara Islam dan mendorong konsistensi dalam menyuarakan keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina, tanpa terpengaruh dinamika politik di luar blok OKI.
Ia menegaskan bahwa seluruh peserta konferensi PUIC memiliki semangat yang sama dalam membela Palestina, namun pendekatan dan sudut pandangnya beragam
Namun tantangan terbesar, menurutnya, bukan pada kesepakatan di antara negara-negara anggota OKI, melainkan bagaimana agar resolusi tersebut dapat diterima dan diadopsi oleh komunitas internasional secara luas.
“Sebetulnya resolusinya tetap sama, (yaitu) kita menuntut kemerdekaan untuk Palestina. Itu intinya yang harus kita pahami dulu. Tantangannya adalah bagaimana agar resolusi ini bisa diterima oleh dunia luar, di luar negara-negara OKI,” tutup Husein. (dil)