Internasional

Afghanistan Kembali Perbolehkan Penerbangan Komersial Internasional

INDOPOSCO.ID – Bandara Kabul kembali menerbangkan pesawat komersial internasional pertama sejak kekacauan pengangkutan udara oleh negara-negara Barat pada Kamis (9/9/2021). Penerbangan tersebut menandai langkah penting dalam upaya Taliban mengembalikan keadaan normal di negara itu pasca mereka merebut kekuasaan.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang berkunjung ke Islamabad mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin Taliban karena membantu membuka kembali Bandara Kabul.

Sekitar 113 orang penumpang dapat diterbangkan ke Doha yang dioperasikan oleh Qatar Airways milik negara. Para penumpang termasuk warga negara Amerika Serikat, Kanada, Ukraina, Jerman, dan Inggris juga ikut dalam penerbangan tersebut.

AS menolak menyebutkan jumlah warganya yang berada di pesawat tersebut, namun mereka mengatakan ada 30 warganya yang diundang ikut penerbangan itu –tetapi tidak semua menerima tawaran tersebut.

Seorang sumber mengatakan para penumpang dibawa ke bandara Kabul dalam konvoi yang dilaksanakan oleh Qatar setelah perjalanan aman disetujui. Di Doha, mereka akan tinggal di kompleks yang menampung pengungsi Afghanistan dan pengungsi-pengungsi lainnya.

Penerbangan internasional kembal dibuka beberapa hari terakhir, namun hanya membawa para pejabat, teknisi, dan bantuan. Sehingga pesawat yang berangkat pada Kamis adalah penerbangan sipil pertama pasca evakuasi 124.000 orang asing dan warga Afghanistan yang kacau pada beberapa pekan lalu.

Utusan khusus Qatar, Mutlaq bin Majed al-Qahtani, menggambarkan penerbangan Kamis sebagai penerbangan reguler dan bukan evakuasi. Juga akan ada penerbangan pada Jumat, katanya. “Mudah-mudahan, kehidupan menjadi normal di Afghanistan,” kata al-Qahtani seperti dikutip Antara dari Al Jazeera, Jumat (10/9/2021).

Sementara utusan Khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menyatakan kepada Dewan Keamanan Afghanistan berada dalam bahaya “kehancuran total ekonomi dan tatanan sosial” jika negara itu tidak mendapatkan pemasukan dana.

Dia juga mengungkapkan makin banyak laporan bahwa Taliban kembali memberlakukan pembatasan pada wanita, seperti yang mereka lakukan saat mereka memerintah pada tahun 1996 hingga 2001 lalu. Pembatasan itu berlangsung meskipun ada janji dari para pemimpin Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah, atau hukum Islam. (wib)

Back to top button