Tidak Hadir secara Fisik, Hibank Belum Optimal Beri Layanan Digital untuk UMKM

INDOPOSCO.ID – Keberadaan PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) dinilai belum optimal dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti akses layanan perbankan belum merata dan tantangan dalam penyaluran kredit.
Menurut ekonom dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda memang masalahnya adalah ketika menargetkan ke UMKM, kehadiran secara fisik masih diperlukan bagi pelaku UMKM. Misalkan untuk melakukan verifikasi kredit ataupun pendampingan dan penjelasan terkait dengan produk.
“Masih banyak pelaku UMKM yang belum terlayani layanan digital dengan baik. Mungkin itu yang jadi masalah dari hibank untuk membantu UMKM,” kata Huda kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Meskipun Hibank menyalurkan kredit, perlu dipastikan bahwa prosesnya mudah diakses dan sesuai dengan karakteristik UMKM, termasuk persyaratan tidak terlalu memberatkan.
Selain itu, perlu terus mengembangkan solusi perbankan digital sesuai dengan kebutuhan UMKM, seperti kemudahan transaksi, akses informasi, dan layanan perbankan bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
“Tapi saya rasa seharusnya bisa juga berkolaborasi dengan BNI, sebagai bank induknya yang mempunyai kantor cabang di hampir semua wilayah di Indonesia,” ujar Huda. Namun, dirinya belum mengetahui aturan internal diperbolehkan atau tidak.
Hibank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Mayora, juga telah resmi menjadi bagian dari BNI Group sejak 18 Mei 2022. Kini telah resmi beroperasi sebagai bank digital.
Sementara mengenai keberadaan empat kantor cabang utama dan 30 kantor cabang pembantu Hibank yang tersebar di seluruh Indonesia tidak dipersoalkan. Sebab, kegiatan operasional perbankan sudah dilakukan secara daring.
Seperti pembukaan rekening hingga pengaduan dilakukan dengan menggunakan device dari nasabah, bukan datang kantor bank lagi.
“Jadi saya rasa terkait dengan jumlah kantor cabang atau kantor utama itu tidak menjadi problem bagi bank digital,” imbuhnya. (dan)